Jamin Keamanan Jayapura, Satgas Brimob Polda Papua Gelar Patroli Malam

Pantauan di lokasi, tampak puluhan personel Brimob disiagakan. Mereka menggunakan motor trail dan mobil bak terbuka.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Okt 2019, 06:34 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 06:34 WIB
papua
Tim Brimob Satgas Polda Papua di Mapolda Papua, Jayapura, bersiap menggelar patroli malam, Rabu (2/10/2019). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jayapura - Tim Brimob Satgas Polda Papua menggelar patroli malam guna menjaga kondusivitas keamanan dan lingkungan. Pantauan di lokasi, tim bergerak mulai pukul 22.00 WIT hingga menjelang waktu Subuh.

"Patroli ini guna menciptakan kondisi yang aman dan tenteram bagi masyarakat Papua," kata Dansatgas Brimob Nusantara Kombes Pol Laksana Sik di Mapolda Papua, Jayapura, Rabu (2/10/2019) malam.

Pantauan di lokasi, tampak puluhan personel Brimob disiagakan. Mereka menggunakan motor trail dan mobil bak terbuka.

Operasi cipta kondisi ini dilakukan sebagai langkah nyata Polri semenjak kerusuhan di Jayapura yang pecah 29 Agustus 2019. Lewat operasi ini, Polda Papua memastikan situasi sudah kondusif.

Senada, Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano mengatakan kondisi Jayapura saat ini bisa dinyatakan aman. Sekolah sudah kembali melangsungkan kegiatan belajar mengajar, roda ekonomi juga sudah bergerak normal.

"Kami harapkan juga kenyamanan di sini adalah bentuk komitmen Pak Kapolri dan Pak Panglima sebagai bentuk hadirnya negara dalam memberi rasa aman dan nyaman kepada masyarakat," Benhur menandasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pengungsi dari Wamena

Sementara itu, ratusan orang pengungsi terdampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jawawijaya, berada di dalam sebuah gedung serbaguna milik TNI di wilayah Sentani, Jayapura. Sebagian dari mereka juga ditempatkan di tenda darurat lapangan masjid sekitaran Kabupaten Sentani.

Diketahui, mereka adalah warga yang tinggal di Wamena, Papua. Mereka diungsikan pasca-kericuhan yang pecah sepekan lalu di Wamena. Rumah dan harta benda mereka, seperti motor atau mobil dibakar sekelompok massa yang mengamuk.

Pantauan di titik posko pengungsian, mereka tinggal dengan keterbatasan. Rusli (41), salah satu pengungsi, mengaku kehidupannya setelah tinggal selama empat hari di pos pengungsian semakin tak menentu.

Bersama seorang istri dan putranya yang berusia 10 tahun, tidak ada aktivitas apa pun yang dapat dilakukan. Namun dia mengaku suplai makanan dan sanitasi bisa terpenuhi.

"Alhamdulillah makan masih ada, air juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di gedung serbaguna milik Markas 751 Rider TNI AD, Sentani, Jayapura, Selasa (1/10/2019).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya