Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, gelombang suhu panas di Indonesia sudah berakhir. Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin menjelaskan, perubahan cuaca ekstrem sudah terjadi pada akhir Oktober ini.
"Tadi yang cukup menarik untuk fase saat ini suhu panasnya sudah lewat. Jadi mulai sekarang hingga periode bulan Desember hingga maret potensi cuaca ektream suhu hingga 39 derajat Celcius sudah terlewati," kata Miming di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).
Dia menjelaskan, suhu udara di Indonesia sudah turun. Contohnya di Pulau Jawa, saat ini suhu di wilayah itu berkisar di angka 35-37 derajat Celcius. Terlebih, di sejumlah wilayah di Pulau Jawa sudah mulai diguyur hujan.
Advertisement
"Dalam artian memang di wilayah Jawa, curah hujan, atmosfer, juga tidak terlalu basah. Tapi kondisi suhu masih relatif normal," ungkap Miming saat menjelaskan suhu panas di Indonesia.
Tahun ini, kata Miming, perkiraan musim hujan di Tanah Air mundur dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya di Jakarta.
"Kisaran Oktober sudah mulai banyak hujan tadinya," kata Miming.
Cuaca Ekstrem di November
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan kondisi iklim dan potensi cuaca ekstrem akan terjadi di November. Bulan ini merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Miming Saepudin mengatakan pihaknya memprediksi awal musim hujan pada 2019 ini akan mundur.
"Awal musim hujan 2019-2020 umumnya mundur. Musim hujan 2019-2020 berlangsung normal sesuai klimatoligisnya," kata Miming di Gedung Dr Sutopo, BNPB, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).
Dia menjelaskan, puncak musim hujan pun akan terjadi pada Januari hingga Februari 2020. Dia mengingatkan tentang potensi cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai, mulai dari angin kencang puting beliung hingga hujan es.
"Perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada periode transisi musim) pada November-Desember 2019," ungkap Miming.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka
Advertisement