4 Hal yang Terjadi Saat Gempa Malut Mengguncang

Gempa yang terjadi itu pun sempat membuat warga panik. Apalagi, BMKG sempat mengeluarkan imbauan jika gempa berpotensi tsunami.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2019, 15:28 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2019, 15:28 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 7,1 mengguncang Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis, 14 November 2019. Lindu terjadi pada pukul 23:17:41 WIB.

Ada pun lokasi gempa terletak pada koordinat 1,67 Lintang Utara (LU), 126,39 Bujur Timur (BT) dan berpotensi tsunami. Getaran lindu bahkan terasa di sejumlah wilayah, seperti Bitung, Manado, Gorontalo, Ternate, dan Buol. 

Berdasarkan data dari BMKG Manado menyebutkan hingga Jumat (15/11/2019) pukul 11.30 Wita, berhasil dianalisis 89 kali gempa bumi susulan, dengan magnitudo bervariasi antara 3,1 - 6,1.

Gempa yang terjadi itu pun sempat membuat warga panik. Apalagi, BMKG sempat mengeluarkan imbauan jika gempa berpotensi tsunami.

Saat gempa, warga pun diminta mengungsi. Tak hanya itu, mereka yang berada di pantai juga diminta untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Berikut empat hal yang terjadi saat gempa mengguncang Maluku Utara dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Warga Diminta Mengungsi

20151111-Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Gempa bumi yang terjadi di Maluku Utara, Kamis, 14 November 2019 membuat warga di pesisir pantai mulai mengungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menghimbau warga agar  mencari tempat yang lebih tinggi karena gempa dengan magnitudo 7,1 SR itu disebutkan berpotensi tsunami.

"Kami imbau kepada masyarakat di pesisir, naik ke tempat yang lebih tinggi," kata Sekretaris (BPBD) Halmahera Barat Abdullah Ishak, Jumat (15/11/2019).

Kini, warga di pesisir Halmahera Barat sudah dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Mereka, kata Abdullah Ishak, mengungsi ke desa yang lebih tinggi.

Abdullah Ishak juga menambahkan, pihaknya belum menerima laporan adanya korban akibat gempa tersebut.

"Sementara belum ada, untuk korban-korban yang lain belum ada," ucap Abdullah Ishak.

 

 

 

Pasien Rumah Sakit Berhamburan

Permenkes No 30 Tahun 2019 Ancam Pelayanan Cuci Darah
Perawat memeriksa alat Fresenius Medical Care dan B Braun di Ruang Hemodialisis RSUD Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/11/2019). Permenkes No 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit akan berdampak pada pelayanan cuci darah atau Hemodialisis (HD). (merdeka.com/Arie Basuki)

Getaran gempa yang keras membuat kepanikan terjadi di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih, Manado, Sulawesi Utara saat gempa terjadi pada Kamis, 14 November 2019.

Guncangan di gedung rumah sakit membuat, hampir seluruh pasien, tenaga medis, dan pengunjung berhamburan keluar ruangan. Mereka menuju jalan raya, sambil membawa sejumlah barang seadanya.

Zulkifli yang saat itu sedang menjaga pamannya yang dirawat di RSU Pancaran kasih mengatakan, di saat terjadi gempa tadi dirinya sudah ketiduran. Sehingga pamannya yang membangunkannya karena ada gempa yang begitu kuat.

"Setelah mendengar itu, saya segera bangun dan sempat kepanikan karena melihat situasi di mana pengunjung lain dengan pasien sudah begitu panik. Saya langsung membawa paman saya menggunakan kursi roda untuk keluar ruangan, dan mencari tempat yang aman," jelas Kifli sapaan akrabnya, Jumat (15/11/2019).

Situasi yang hampir sama juga terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manembo-nembo, Kota Bitung. Kepanikan pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis diperparah dengan padamnya aliran listrik.

"Saya berusaha mengeluarkan sejumlah pasien di tengan kegelapan, masuk keluar untuk menuntun mereka satu per satu keluar ruangan," ungkap seorang tenaga medis, Juita Cindy.

Dalam situasi panik itu, Cindy mengaku, tetap berusaha menenangkan para pasien. "Pilihan untuk masuk dan mengeluarkan pasien dari ruangan di tengah gempa memang cukup sulit. Tapi saya memilih menyelamatkan pasien," ujarnya.

Warga Pantai Berlarian

Gempa membuat panik warga di sepanjang pantai Manado. (Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)
Gempa membuat panik warga di sepanjang pantai Manado. (Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Gempa berkekuatan magnitudo 7,1 yang mengguncang wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya sekitar pukul 00.17 Wita membuat warga Kota Manado panik dan berhamburan ke jalan.

Di kawasan Boulevard yang berada di garis Pantai Manado, ratusan warga yang panik berdesak-desakan menuju ke wilayah yang lebih tinggi.

"Untuk sementara kita bergeser ke dataran yang lebih tinggi," ujar Hasan, warga Manado, Jumat (15/11/2019).

Sementara warga yang berada di dalam rumah berhamburan keluar karena khawatir tertimpa material bangunan akibat gempa.

"Saya memilih berada di jalan raya, menghindar jangan sampai bangunan roboh dan menimpa kami," ungkap Tian Tambuwun, warga Kecamatan Sario, Manado.

Buat Warga Panik dan Tinggalkan Kantor

Gempa Guncang Filipina Selatan, Karyawan Panik Berhamburan Keluar Gedung
Pegawai kantor berkumpul di luar gedung setelah gempa bumi dahsyat di Kota Davao, Filipina (29/10/2019). Gempa bumi berkekuatan M 6,8 mengguncang selatan Filipina, Selasa (29/10/2019) pagi waktu setempat. (AP Photo)

Gempa magnitudo 5,9 guncang Halmahera Barat pada pukul 08.17 WIB, Jumat (15/11/2019). Dilansir dari twitter resmi @infoBMKG, lokasi gempa berada di 1.73 Lintang Utara, 126.39 Bujur Timur.

Pusat gempa berada di 140 kilometer Barat Laut Halmahera Barat di kedalaman 10 kilometer.

Gempa ini dapat dirasakan hingga Bitung, Manado, Ternate, Minahasa Selatan, dan Tahuna. Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa membuat warga tidak bisa beraktifitas, saat gempa terjadi warga mulai menjalankan aktivitasnya ini sempat membuat panik. Bahkan puluhan karyawan yang tengah bekerja langsung berhamburan keluar ke lobi kantor.

"Kami turun ke bawah karena di lantai atas goyangan gempa sangat rasa," jelas Lia salah satu karyawan di Manado.

 

( Rizki Putra Aslendra )

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya