Liputan6.com, Jakarta Didampingi Koordinator KontraS Yati Andriani, Maria Catarina Sumarsih (67) kembali menggelar Aksi Kamisan di Istana Negara. Hari ini, Kamis (16/2/2020), aksi tersebut memasuki tahun ke-13.
Aksi Kamisan merupakan sebuah aksi damai untuk bertahan dalam berjuang membongkar fakta kebenaran, mencari keadilan, melawan lupa dan melawan impunitas.
Sumarsih merupakan ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas saat Tragedi Semanggi I pada 11-13 November 1998.
Advertisement
Aksi yang dimulai dengan longmarch mengelilingi istana kepresidenan mendapat pengawalan ketat petugas. Bahkan para peserta aksi sempat di halangi oleh pihak kepolisian.
Bedasarkan pantuan Liputan6.com, peserta mulai melakukan long march sekitar pukul 15.20 WIB yang di mulai dari pintu masuk Monumen Nasional (Monas) di seberang Istana. Para peserta Aksi Kamisan terlihat berpakaian hitam dan membawa payung bernada sama.
Sepanjang perjalanan, mereka meniupkan peluit panjang yang menandakan bahwa negeri ini sedang kritis dan butuh pertolongan.
Layangkan Protes
Aksi protes sempat dilayangkan Sumarsih ketika ingin menebar bunga sebagai pertanda duka di depan gerbang istana dihalangi petugas.
"Izinkan saya meletaki bunga ini di depan gerbang," teriak keras Sumarsih ketika berusaha meletakan bunga di depan pintu gerbang Istana Negara, Kamis, (16/1/2020).
Protes dilakukan ketika berusaha meminta keadilan untuk mengungkap kematian anaknya.
"Ini melambangkan betapa sulitnya penyelesaian kasus bagaimana sulitnya memperjuangkan kasus hukum dan HAM di Indonesia," ucap ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas saat Tragedi Semanggi I.
Dari depan Istana, Aksi Kamisan berlanjut di depan Sekretariat Negara. Secarik surat kembali dikirimkan. Kali ini berisi tentang peringatan 13 tahun kamisan serta menuntut bencana impunitas yang belum tuntas.
Advertisement