Sejarawan Bonnie Triyana Dijadwalkan Bakal Isi Pidato Kebudayaan di Museum Multatuli Lebak, Banten

Pada Jumat 16 Juni 2023, sejarawan muda Bonnie Triyana dijadwalkan bakal hadir sebagai pembicara dalam Pidato Kebudayaan di Panggung Festival Seni Multatuli di Rangkasbitung, Lebak, Banten.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2023, 23:06 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 17:00 WIB
Sejarahwan Bonnie Triyana
Sejarahwan Bonnie Triyana pada rangkaian kegiatan yang diadakan Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDIP dalam pekan Bung Hatta dari 9 sampai 14 Agustus 2021. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Pada Jumat 16 Juni 2023, sejarawan muda Bonnie Triyana dijadwalkan bakal hadir sebagai pembicara dalam Pidato Kebudayaan di Panggung Festival Seni Multatuli di Rangkasbitung, Lebak, Banten. Kabar tersebut disampaikan langsung Kepala Museum Multatuli Ubaidilah Muchtar.

"Bonnie Triyana didapuk sebagai pembicara lantaran rekam jejaknya yang kuat dalam memberi perhatian terhadap kehidupan warga marjinal. Hal itu disebutnya sesuai dengan semangat Multatuli yang hidup 2 abad silam dalam membela kepentingan masyarakat yang hidup ditindas oleh Bupati Lebak masa itu," ujar pria yang akrab disapa Ubay itu melalui keterangan tertulis, Selasa (13/6/2023).

Ubaidilah menyebut, Bonnie Triyana sebagai putera asli Rangkasbitung, Lebak, sehingga diyakini mampu memahami dan menghayati kehidupan masyarakat di wilayah selatan Banten.

"Bonnie Triyana adalah putera asli Lebak. Sebagai sejarawan, dia sudah terlalu banyak bicara di forum-forum internasional. Kini saatnya Bung Bonnie kami daulat sebagai pembicara dalam Pidato Kebudayaan di Festival Seni Multatuli di tanah kelahirannya sendiri di Rangkasbitung, Lebak, pada Jumat malam mendatang," ucap dia.

Sebelumnya, Bonnie Triyana sempat membuat heboh karena tulisannya yang berbahasa Belanda mengenai Agresi Militer ditanggapi secara reaktif oleh sejumlah kalangan di negara yang pernah menjajah Indonesia tersebut.

Bonnie mengkritik penggunaan istilah ‘Bersiap’ di Belanda yang acap digunakan untuk menggambarkan orang Indonesia yang primitif dan tidak beradab sebagai pelaku kekerasan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bela Martabat Indonesia

Ahmad Basarah
Wakil Ketua MPR dari Fraksi PDIP Ahmad Basarah (kanan) dan Kurator Surat Bersejarah Bonnie Triyana Aryono (kiri), menjadi pembicara dalam acara diskusi "Bicara Sejarah" di Jakarta, Sabtu (17/11). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kala itu, Bonnie dengan tegas membela Indonesia dengan mengungkap fakta-fakta sejarah terkait kekerasan yang pernah terjadi di masa lalu yang justru banyak dilakukan tentara Belanda di era kolonial.

Tak hanya dilaporkan ke polisi, Bonnie juga hadir di Gedung Parlemen Belanda untuk menjelaskan sikapnya. Di hadapan para anggota parlemen yang sebagiannya diisi partai sayap kanan, Bonnie tak menggeser sikapnya dalam membela martabat Indonesia.

Perdebatan Bonnie Triyana menghadapi anggota parlemen Belanda dari sayap kanan mengingatkan banyak pihak pada pidato pembelaan Bung Karno di persidangan Landraad, Bandung, dengan tajuk Indonesia Menggugat.

Pada waktu itu, Bung Karno bersama Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata didakwa hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda. Pidato pembelaan Bung Karno menjadi salah satu dokumen politik penting dalam menentang kolonialisme dan imperialisme.

Infografis Wayang Potehi
Wayang Potehi menjadi salah satu warusan seni budaya Tionghoa - Jawa
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya