Ahli Bumi dan Antariksa UPI Duga Dentuman Jabodetabek dari Longsoran Bawah Tanah

Ahli Bumi dan Antariksa Departemen Pendidikan Fisika UPI, Judhistira Aria Utama menduga, suara dentuman itu berasal dari longsoran bawah tanah. Apa dasar dugaan itu?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2020, 14:48 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 14:48 WIB
Minim RTH, Begini Wajah Polusi Udara di Langit Jakarta
Lansekap gedung bertingkat serta pemukiman penduduk yang tertutup kabut terlihat di kawasan Jakarta, Senin (16/12/2019). Besarnya gas buang kendaraan serta minimnya RTH menyebabkan DKI Jakarta menjadi salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Misteri rentetan dentuman yang mengagetkan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya, antara Jumat 10 April malam hingga Sabtu (11/4/2020) dini hari belum terpecahkan. 

Ahli dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Judhistira Aria Utama menduga, suara dentuman itu berasal dari longsoran bawah tanah.

Apa dasar dugaan itu?

"Suaranya terdengar dari dalam bumi seperti suara meriam dan berulang meski tidak ajeg jeda waktunya. Boleh jadi bersumber dari longsoran bawah tanah. Longsoran yang dipicu deformasi batuan yang melampaui batas elastisitas batuan akan disertai pelepasan energi yang terdengar sebagai suara dentuman," kata Judhistira dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2020).

Namun, dia mengaku belum bisa menyimpulkan dentuman itu berasal dari daerah mana.

"Faktanya, PVMBG dan BMKG juga sudah membantah kemungkinan dari gempa (tidak ada gempa kekuatan besar yang sedang terjadi) maupun letusan gunung api (tidak terdapat laporan suara dentuman dari pos pengamatan gunungapi yang sedang erupsi)," tutur Judhistira.

Dia juga tidak sependapat jika dentuman itu berasal dari peristiwa atmosferik atau yang terjadi di atmosfer. Dia menjelaskan, tak ada masyarakat yang melihat adanya benda terbang yang sedang bergerak dengan kecepatan suara.

"Bila diasumsikan sumber dentuman dari peristiwa atmosferik faktanya tidak ada yang melihat benda terbang yang sedang bergerak dengan kecepatan suara. Demikian pula tidak ada saksi mata yang melihat adanya meteor besar yang disebut fireball atau bollide," ujar Judhistira.

 

Latihan Militer?

Judhistira juga mengaku, belum mendapat konfirmasi dari pihak militer apakah ada pelatihan saat malam hari atau tidak.

"Pihak militer juga belum mengonfirmasi ada atau tidaknya latihan bersenjata," tutup dia.

Saat Merdeka mencoba menghubungi, TNI pun belum mengonfirmasi ada atau tidaknya latihan pada Jumat 10 April malam kemarin hingga Sabtu (11/4/2020) dini hari yang berpotensi menyebabkan dentuman.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya