Kemendikbud Tegaskan Pentingnya Konsep Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19

Aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah, dapat dilakukan sesuai dengan minat dan kondisi masing-masing, dengan mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas.

oleh stella maris pada 14 Apr 2020, 18:11 WIB
Diperbarui 14 Apr 2020, 18:33 WIB
Masa Belajar di Rumah Diperpanjang hingga 19 April
Seorang murid SD belajar di rumah bersama orang tuanya di kawasan Cinere, Jakarta, MInggu (5/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kegiatan belajar dari rumah bagi pelajar di Jakarta hingga 19 April 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat edaran terkait pelaksanaan kebijakan pendidikan, dalam masa darurat Covid-19 pada 24 Maret 2020. Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pun menegaskan terkait pentingnya belajar di rumah.

Pada poin dua yang dituangkan dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang ditandatangani Mendikbud Nadiem Makarim pada 24 Maret 2020 itu dijelaskan mengenai proses Belajar dari Rumah. Ya, Belajar dari Rumah dilakukan melalui pembelajaran daring atau jarak jauh.

"Kami ingin mengajurkan bagi daerah yang sudah melakukan Belajar dari Rumah, agar dipastikan gurunya juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan guru, itu sangat penting," jelas Nadiem.

Nadiem juga menjelaskan ketentuan pembelajaran dari rumah agar berjalan lancar. Oleh karena itu, Belajar dari Rumah difokuskan pada kecakapan hidup, contohnya mengenai pandemi Covid-19.

Selain itu, aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah, dapat dilakukan sesuai dengan minat dan kondisi masing-masing.Hal tersebut juga harus mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah.

Nantinya bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah, diberi umpan baik bersifat kualitatif, tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif.

Semua ketentuan penting dilakukan, untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Tentunya tanpa membenani para siswa terkait tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Untuk mencapai pengalaman belajar baru dengan mengembangkan metode pembelajaran jarak jauh, Nadiem berharap agar interaksi antara guru dan siswa dapat lebih inovatif.

Metode pembelajaran jarak jauh, kata Nadiem tidak akan dibakukan menggunakan satu metode saja. Menurut dia, masing-masing daerah dibebaskan untuk mencari tahu dan berinovasi sendiri metode mana yang dianggap cocok.

"Itu bukan skala nasional dan itu online langsung. Di sinilah berdasarkan selera, mana platform yang tepat, metode apa apa mintanya, ini menjadi pembelajaran yang penting," kata Nadiem.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya