Tidak Terapkan Lockdown, Hary Tanoe Sebut Indonesia Bisa Contoh Dua Negara Ini

Hary mengatakan, Indonesia bisa menerapkan aturan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Siapapun yang melanggar dikenakan sanksi tegas.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mei 2020, 15:12 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 10:29 WIB
Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo
Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo usai menemui Presiden Jokowi (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengatakan kedispilinan dalam penggunaan masker, menjaga jarak dan menjaga kebersihanmerupakan kunci dari pencegahan menyebarnya wabah corona atau Covid-19.

Dia mengatakan, hal tersebut terlihat di Hong Kong yang hingga hari ini hanya sekitar 1.000 warga yang terjangkit Covid-19 dengan jumlah kematian hanya 4 orang, begitu pula dengan Taiwan. Padahal, mereka tidak memiliki kebijakan lockdown.

"Kunci keberhasilannya adalah pemakaian masker dan physical distancing yang disiplin. Selain itu, menjaga kebersihan melalui penggunaan hand sanitizer," kata Hary Tanoe dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/5/2020).

Dari contoh dua contoh dua negara tersebut, menurutnya, Indonesia bisa menerapkan aturan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Siapapun yang melanggar dikenakan sanksi tegas.

"Kegiatan kantor, retail bisa tetap buka dengan aturan penggunaan masker, physical distancing, dan menjaga kebersihan dengan hand sanitizer dan mencuci tangan dengan sabun,” ucap Hary.

Hary mengusulkan sarana transportasi umum bisa berjalan dengan catatan hanya bisa menjual tiket 40%-50% dari kapasitas, terkait dengan penerapan physical distancing. Demikian juga, restoran diusulkan bisa buka dengan memperhatikan kapasitas maksimum 40%-50%. Yang melanggar bisa diberikan sanksi ditutup operasionalnya hingga Covid-19 reda. 

"Mudik tetap dilarang, karena tidak mudah melakukan monitoring di daerah," katanya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Lockdown Buat Perekonomian Lesu

FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Indonesia perlu belajar dari kedisiplinan Hong Kong dan Taiwan, dimana dampak korban jiwa jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Dengan kedisiplinan tersebut, dampak ekonomi Covid-19 bisa lebih murah dibandingkan dengan negara yang menerapkan lockdown.

Di negara yang menerapkan kebijakan lockdown, aktivitas usaha menjadi lesu, banyak pemutusan hubungan kerja dan non- performing loan meningkat tajam, sehingga membahayakan ekonomi nasional. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya