Cerita Pejuang Melawan Corona dari Wisma Atlet

Tak pernah terbayang di benak Teddy Karhono bakal terinfeksi virus Corona. Hampir sebulan dia dirawat di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 06 Jun 2020, 11:51 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 11:51 WIB
Mengintip Kesiapan RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran
Petugas memeriksa alat pendukung perawatan pasien di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 hampir 100 persen rampung. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Tak pernah terbayang di benak Teddy Karhono bakal terinfeksi virus Corona. Hampir sebulan dia dirawat di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.  

Suhu tubuhnya tak stabil selama dirawat 1-29 April lalu. Kadang panas, kadang turun. Batuk terus menderanya. 

Di tengah kondisi tubuhnya yang labil itu, pengusaha di bidang pengolahan air bersih dan air limbah tersebut berusaha berpikiran positif. Dia berusaha membangun motivasi dan menjaga hati agar cepat sembuh.

Fokus pada penyembuhannya, Teddy menutup diri dari hal-hal yang membuat khawatir. Termasuk dari kebisingan percakapan di telepon pintar.

Teddy menuturkan, hati yang gembira adalah obat yang manjur dan bisa membangkitkan imun tubuh untuk melawan Corona. Kalau sedih berlarut dan stres, lanjut dia, akan membuat imun turun dan tidak baik bagi kesehatan.

"Kalau perjuangan saya dengan kondisi yang panas terus, batuk terus, saya memang menutup dari chat atau dari whatsapp, telepon saya sementara tidak terima supaya saya bisa fokus gimana saya fight (berjuang) dari dalam," tutur Teddy seperti dilansir dari Antara, Sabtu (6/6/2020).

Lalu, bagaimana cara yang dilakukan Teddy untuk bergembira?

Selama dirawat, dia rajin menonton tayangan lawakan, saling bercanda dengan sesama pasien, dan mendengarkan lagu yang membangkitkan semangat.

"Bercanda dengan teman-teman satu lantai, saling berkenalan tanpa pernah tatap muka, ketemu muka juga semua maskeran," cerita Teddy mantan pasien Corona itu.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Persaudaraan Antarpasien Erat

Menurut Teddy, kasih persaudaraan di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet sangat erat. Tak ada yang memandang seseorang dari suku, ras, agama, dan antargolongan.

"Semua merasakan ada dalam satu perahu yang sama menghadapi badai yang sama. Perasaan inilah yang saya tidak temui di luar. Jadi di dalam Wisma Atlet itu benar-benar tidak lihat suku, ras, agama tidak ada," kata Teddy Karhono.

Pria 50 tahun itu menegaskan, dalam kondisi sakit, sesama pasien dan tenaga medis di Wisma Atlet saling memberikan semangat untuk terus berjuang dan berpikir positif.

"Selama di Wisma Atlet kami semua saling memberikan semangat satu sama lain tanpa membeda-bedakan SARA, bahkan kami juga berprinsip hati yang gembira adalah obat yang manjur," ujar pria kelahiran Kotabumi itu.

Sembuh

Teddy keluar dari Wisma Atlet pada 29 April 2020 dan melanjutkan isolasi mandiri di rumahnya di Jakarta Barat.

Teddy dinyatakan sembuh setelah dua kali hasil swab menunjukkan tidak ada keberadaan virus Corona penyebab Covid-19 atau negatif Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya