Liputan6.com, Jakarta - Managemen Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten saat ini sedang menyiapkan konsep berbasis teknologi, yaitu Airport Collaborative Decision Making (A-CDM).
Konsep baru Bandara Soetta ini menciptakan kolaborasi lebih erat antara operator bandara, PT Angkasa Pura II, penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), maskapai, penyedia jasa ground handling, serta stakeholder lainnya.
Baca Juga
"PT Angkasa Pura II mengajak seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengimplementasikan A-CDM di tengah pandemi ini agar efektifitas dan efisiensi dapat meningkat," ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Minggu (21/6/2020).
Advertisement
Menurut Awaluddin, hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar BUMN secara proaktif melakukan adaptasi digital dalam proses bisnisnya.
Sehingga, kata dia, bisa terjadi efektivitas dan efisiensi operasional ditengah pandemi Corona Covid-19 ini.
"A-CDM belum pernah diimplementasikan di Indonesia dan Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi bandara pertama yang menerapkan konsep tersebut," ucap Awaluddin.
Dia menjelaskan, adapun sebagai bagian dari implementasi A-CDM, stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta akan terhubung pada satu platform digital yang memuat berbagai data terkait operasional bandara dan penerbangan yang disediakan oleh stakeholder.
Sebagai contoh, lanjut Awaluddin, PT Angkasa Pura II selaku operator Soekarno-Hatta menyediakan informasi penerbangan secara real time, rencana lokasi parkir bagi pesawat dan gate keberangkatan penumpang secara real time, dan status koordinasi di dalam proses A-CDM itu sendiri.
"Operator bandara akan berperan seperti ketua komite di dalam A-CDM ini sehingga juga mengawasi jalannya koordinasi di dalam A-CDM," terang Awaluddin.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Teknologi A-CDM Lain
Sementara itu, lanjut Awaluddin, maskapai menyediakan rencana penerbangan secara realtime termasuk jenis pesawat, jumlah penumpang, dan sebagainya.
"Maskapai juga menyediakan informasi mengenai target waktu pesawat siap beranjak dari tempat parkir atau Target Off-Block Time/TOBT untuk diberangkatkan," kata dia.
Ada pun, menurut Awaluddin, penyedia jasa navigasi penerbangan dalam hal ini adalah AirNav Indonesia menyediakan informasi mengenai penggunaan runway yang sedang digunakan, rencana penggunaan runway, kapasitas runway, dan informasi lainnya terkait lalu lintas penerbangan.
"Melalui kolaborasi yang lebih erat lewat A-CDM maka efesiensi dan efektivitas dapat dicapai," ucap dia.
Contohnya, sambung Awaluddin, kolaborasi yang lebih baik dan cepat dalam menjaga konsistensi ketepatan waktu penerbangan on-time performance/OTP, di mana, operator bandara menyiapkan parking stand yang sesuai dengan profil penumpang dan pesawat, AirNav Indonesia menyiapkan slot time dan penggunaan runway, dan maskapai serta ground handling menjalani prosedur sesuai waktu.
"Target pesawat siap beranjak dari tempat parkir Target Off-Block Time/TOBT dapat dipenuhi, untuk kemudian pesawat menuju taxiway dan runway, lalu take off. Keseluruhan proses tersebut dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih matang, lebih cepat dan konsisten melalui A-CDM," kata Awaluddin.
Di dalam melakukan implementasi A-CDM, Bandara Soekarno-Hatta telah melakukan persiapan sejak lama di antaranya dengan mendirikan gedung Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi sejumlah peralatan teknologi terkini.
Â
Advertisement
AirNav dalam Teknologi A-CDM
Sementara itu, AirNav Indonesia telah mengembangkan sistem Air Traffic Flow Management (ATFM).
Direktur Utama AirNav Indonesia M Pramintohadi Sukarno mendukung penuh implementasi A-CDM di Soekarno-Hatta.
"AirNav Indonesia mendukung penuh implementasi A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta untuk lebih menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam penerbangan," tukas M Pramintohadi Sukarno.