Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu (8/7/2020). Dalam pertemuan itu, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan sempat menyinggung soal reshuffle atau perombakan kabinet.
Hal ini disampaikan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet usai bertemu Jokowi. Kendati begitu, dia mengaku tak tahu soal kepastian reshuffle kabinet sebab hal itu merupakan hak prerogatif Jokowi.
"Presiden menyampaikan bahwa ini adalah masih kewenangan beliau, nanti akan. Jadi tidak tahu apakah reshuffle atau tidak," kata Bamsoet kepada wartawan.
Advertisement
Kendati begitu, Jokowi sempat mengungkapkan bahwa dirinya ingin jajaran menterinya bekerja secara maksimal. Terlebih, saat ini negara tengah mengalami krisis akibat pandemi virus corona (Covid-19).
"Secara implisit Bapak Presiden mengatakan menginginkan kabinet ini bekerja maksimal. Secara implisit begitu. Jadi silakan diartikan, saya pikir itu," jelas Syarief Hasan.
Ancaman Reshuffle
Seperti diketahui, Presiden Jokowi sempat mengancam akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di tengah pandemi virus corona. Nada bicara Jokowi berulang kali meninggi saat berpidato.
Masih dengan nada tinggi, Jokowi menyatakan akan mengambil langkah tegas bagi menterinya masih bekerja biasa-biasa saja di masa pandemi corona. Misalnya, melakukan reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga.
"Langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," tegas Jokowi dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden, Minggu 28 Juni 2020.
"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," sambung Jokowi.
Advertisement