Bamusi Minta Jangan Ada Kelompok Gunakan Isu Agama untuk Memecah Belah Bangsa

Dia pun melihat ada pihak-pihak mencoba menyebarluaskan informasi yang menyesatkan dan menebarkan fitnah terhadap khazanah pemikiran Presiden RI pertama Sukarno.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Jul 2020, 13:53 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 13:53 WIB
Zuhairi Misrawi_(Bola.com/Arief Bagus)
Anggota Tim Transisi Kemenpora, Zuhairi Misrawi, memberikan keterangan pers terkait pelaksanaan Turnamen Piala Kemerdekaan di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta. Jumat (7/8/2015). (Bola.com/Arief Bagus)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi mensinyalir ada pihak-pihak yang mencoba menggunakan isu agama, untuk kepentingan politiknya.

"Ada pihak-pihak yang secara sengaja hendak menggunakan agama sebagai alat politik yang memecah belah dengan cara mengembuskan fitnah dan provokasi yang tidak bertanggung jawab. Ini tentunya sangat disayangkan," kata pria yang akrab disapa Gus Mis dalam keterangannya, Rabu (8/7/2020).

Dia pun melihat ada pihak-pihak mencoba menyebarluaskan informasi yang menyesatkan dan menebarkan fitnah terhadap khazanah pemikiran Presiden RI pertama Sukarno atau Bung Karno. Terlebih soal istilah 'Ketuhanan yang Berkebudayaan', yang seolah-olah ingin mengubah sila pertama Pancasila.

"Mereka ingin mengaburkan pemikiran dan jasa Bung Karno dalam menggali Pancasila. Padahal Bung Karno dalam Pidato Pancasila 1 Juni 1945 menegaskan pentingnya Ketuhanan Yang Maha Esa," tutur Gus Mis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bukan Negara Sekuler

Adapun apa yang disampaikan Bung Karno, menegaskan Indonesia bukan negara sekuler dan tidak akan pernah menjadi negara sekuler. Karena dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, hakikatnya setiap warga bertuhan.

Menurut Gus Mis, Bung Karno ingin menyampaikan bahwa Bertuhan harus mempunyai budi pekerti yang luhur, saling menghormati, saling menghargai, tidak egois.

"Cara Bertuhan yang seperti itu, menurut Bung Karno disebut Ketuhanan yang berkebudayaan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya