Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pemerintah untuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan bahwa klaster penyebaran Covid-19 bisa terjadi di mana saja. Baik itu dunia industri, tempat ibadah maupun perkantoran.
"Sudah kami sampaikan bahwa klaster bisa terjadi di mana saja. Klasternya bisa dari pertemuan agama, datanya ada. Klaster rumah sakit, klaster dari industri, klaster dari perkantoran," ucap Wiku pada Jumat (24/7/2020).
Menurut Wiku, munculnya beragam klaster ini menjunjukkan bahwa masih terjadi ketidakdisiplinan yang terjadi di tengah masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19.Â
Advertisement
"Ternyata masyarakat belum disiplin menerapkan protokol kesehatan. Apabila masyarakat mulai lengah tidak disiplin, maka virusnya bisa menular," tegasnya.
Hal ini menurutnya perlu diingat masyarakat untuk lebih berdisplin menerapkan protokol kesehatan, supaya tak muncul klaster-klaster baru di tengah mereka.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Klaster Industri dan Institusi Pendidikan
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap ada dua klaster baru COVID-19 yang sedang ditangani, yakni klaster industri dan institusi pendidikan kenegaraan di Bandung Raya.
Di kedua klaster itu, katanya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) telah melacak secara masif. Hasinya untuk klaster industri, penularan mayoritas terjadi di tempat kos karyawan yang bekerja pada beberapa pabrik.
"Kita sudah lakukan tracing yang sangat masif. Ternyata dia ngekosnya berkumpul dengan karyawan dari pabrik lain. Tapi Alhamdulillah sudah terkendali dari sisi penyebaran dan tidak terjadi penambahan yang masif," kata Ridwan Kamil saat jumpa pers di halaman Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa, 7 Juli 2020.
Sementara untuk klaster institusi pendidikan kenegaraan, pihaknya telah melakukan pelacakan. Bahkan akan sampai pada uji usap dengan polymerase chain reaction (PCR) anggota keluarga yang bersangkutan.
"Tidak satu institusi, tapi ada beberapa. Itu juga sudah ditelusuri dan hari ini sampai pekan depan kita akan lakukan tes PCR kepada keluarganya," katanya seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, berdasarkan data dari https://pikobar.jabarprov.go. id per 7 Juli 2020 pukul 17.00 WIB, kasus terkonfirmasi di Jabar mencapai. 3.779. Dengan positif COVID-19 1.836 atau meningkat 32 kasus.
Sementara yang sembuh 1.763 atau bertambah 45 orang, melebihi dari pertambahan kasus positif.
Untuk meninggal dunia 180 orang, bertambah dua orang. Sedangkan jumlah PDP yang masih ada 1.226 orang dan ODP yang masih dipantau sebanyak 2.491 orang.
Advertisement