Komnas Perempuan: Jangan Halangi Perempuan Beraktivitas di Sosial Media

Menurutnya, yang penting harus diperhatikan dalam sebuah komunitas itu adalah etika berjualan, utamanya jika itu terkait produk dari sebuah perusahaan.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 06 Agu 2020, 11:38 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2020, 11:19 WIB
Ilustrasi viral di media sosial.
Ilustrasi viral di media sosial. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyatakan, kebebasan perempuan berkreasi, membentuk komunitas untuk berbagi informasi, bahkan mencari penghasilan melalui sosial media harus didukung dan tidak boleh dihalangi.

"Banyak perempan berpikir ekonomis. Kaum perempuan, termasuk para ibu juga dituntut untuk bisa membantu ekonomi keluarga, apalagi jika suami mereka tidak lagi berpenghasilan karena terkena PHK," ujarnya melalui keterangan tertulis, kamis (6/8/2020).

Yeni, sapaan Andy Yentriyani, menyatakan salah satu cara yang bisa dilakukan para ibu ini agar bisa cepat berkembang adalah dengan bergabung dalam suatu komunitas yang bisa berkolaborasi dalam upaya menambah penghasilan.

Menurutnya, yang penting harus diperhatikan dalam sebuah komunitas itu adalah etika berjualan, utamanya jika itu terkait produk dari sebuah perusahaan. Dalam hal ini, harus ada tanggung jawab dari perusahaan mengenai produk yang dipromosikan dalam komunitas dimana mereka harus membuktikan bahwa produk yang mereka hasilnya adalah produk yang sehat.

"Itu kan terkait juga dengan posisi pemerintah yang memberikan lisensi. Karena kita kan punya Badan POM. Sepanjang itu sudah sesuai aturan, tidak masalah untuk komunitas itu mempromosikan produknya,” tukasnya.

Dia mengatakan, apa yang dilakukan para ibu itu untuk berjualan di dalam komunitas sosial media mereka, termasuk facebook dan Instagram, tidak ada bedanya dengan channel youtube yang juga digunakan untuk tempat promosi jualan.

"Kalau boleh disandingkan tidak beda-beda banget. Kenapa karena ini perempuan, terus ibu-ibu, terus dipermasalahkan? Youtuber saja tidak dipermasalahkan. Coba lihat efek dari dia diwawancarai di youtube, dia dapat duit berapa besar, ini kan monetizing (mencari uang) juga,” ucapnya.

Jadi dari aspek dimana ibu-ibu di komunitas itu mencari penghasilan, menurut Yentriyani, itu tidak keliru sama sekali.

"Misalnya produk susu yang diunggulkan dan diperbolehkan BPOM untuk dijual di pasaran bebas, lalu masalahnya apa? Kalau produk yang sehat apa salahnya," katanya.

Yeni menegaskan yang bisa melarang anggota untuk tidak boleh melakukan hal-hal tertentu itu adalah komunitas itu sendiri atas kesepakatan bersama.

"Jadi boleh-boleh saja untuk mencari penghasilan di komunitas asal ada kesepakatan bersama,” ujarnya.

Selain bisa digunakan untuk menambah income, kata Yentriyani, komunitas perempuan itu juga bisa dimanfaatkan para ibu untuk berbagi informasi dan membangun pengetahuan bersama.

Bernilai Positif

Financial Planner Rista Zwestika menambahkan, tidak ada salahnya para ibu, khususnya ibu rumah tangga ikut dalam suatu komunitas. Selain bisa mendapat pengetahuan, ibu rumah tangga ini juga akan memiliki lingkungan sosial, yang pada akhirnya dia tidak akan merasa sendirian.

"Waktu anak saya lahir, banyak komunitas parenting saya ikut, karena saya nggak punya pengalaman how to handle anak. Sekarang anak saya ABG, saya harus tahu how to handle ABG zaman sekarang, apa yang harus saya lakukan. Jadi komunitas itu penting banget," ungkap Rista, saat mengisi sebuah acara di Jakarta.

Tapi, dia mengatakan komunitas yang diikuti juga harus komunitas yang bisa memberikan nilai positif untuk kita.

"Di komunitas itu, kita harus dapat info, diskon-diskon, teman kongkow. Teman bukan sekedar kongkow, tapi bagaimana komunitas itu bisa menghasilkan value positif buat kita, plusnya lagi kita bisa dapati income tambahan," tutur Rista.

Rista menambahkan, saat memutuskan gabung di sebuah komunitas, harus pastikan dulu niat kita bergabung itu untuk apa. Tapi, akan lebih bagus lagi jika sebuah komunitas bisa membuat kita punya penghasilan tambahan.

"Contoh ada yang jualan online, atau punya bisnis apa, harus saling berinteraksi. Kalau untuk bisnis online bisa jadi reseller, atau dropship yang tanpa modal, sekarang dengan gabung komunitas, bisa buka peluang bisnis tanpa modal," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya