Disebut Jadi Klaster Baru Covid-19, Ini Penjelasan RS Azra Bogor

Hasil pemeriksaan ulang menyatakan kesepuluh karyawan non-medis rumah sakit tersebut tidak terpapar oleh Covid-19.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Agu 2020, 20:26 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2020, 20:26 WIB
Ibu Hamil Ikuti Swab Test
Ilustrasi swab test. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Direktur Medis Rumah Sakit Azra Kota Bogor Jeffry Rustandi membantah bahwa 10 karyawannya positif terpapar Covid-19.

Dia berkilah, hasil pemeriksaan swab oleh Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Jakarta maupun hasil pemeriksaan swab ulang di laboratorium Kalgen Innolab menyatakan kesepuluh karyawan non-medis rumah sakit tersebut tidak terpapar oleh Covid-19.

"Dan RS Azra bukanlah klaster Covid-19 seperti telah diberitakan sebelumnya," kata Jeffry dalam siaran persnya, Minggu (9/8/2020).

Fakta ini menurutnya juga membuktikan bahwa selama ini manajemen telah menjalankan operasional rumah sakit dengan prosedur keamanan yang berlaku dan mengacu pada protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah.

"Pemeriksaan swab ulang terhadap karyawan pada 27 Juli lalu yang dinyatakan positif Covid ini merupakan bagian evaluasi kami untuk lebih mendapatkan kepastian hasil melalui laboratorium yang ditetapkan pemerintah dan diakui kredibilitasnya secara nasional," terang Jeffry.

Hal ini pula yang menjadi alasan pihak RS Azra menjadi rujukan untuk penanganan pasien Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan menggunakan Lembaga Biologi Molekular Eijkman sebagai tempat pemeriksaan sampel pasien corona.

"Sebenarnya pada pemeriksaan swab ulang pertama di laboratorium Kalgen Innolab tanggal 30 Juli diperoleh hasil negatif. Tapi kami merasa perlu evaluasi lebih lanjut atas hasil swab tersebut, sehingga bekerjasama dengan laboratorium pada Lembaga Eijkman dan ternyata hasilnya tetap sama, negatif," ujar Jeffry.

Menurutnya, evaluasi berupa pemeriksaan swab ulang pertama dan kedua yang dilakukan di laboratorium berbeda ini sangat penting karena diharapkan dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap RS Azra sebagai rujukan pasien Covid-19 di Jawa Barat.

Langkah ini juga diharapkan dapat meredam keresahan masyarakat, terutama keluarga karyawan yang sebelumnya dinyatakan positif tersebut.

"Adanya pemberitaan mengenai karyawan yang positif terpapar Covid-19, selain membuat resah keluarga karyawan, juga membuat mereka dikucilkan oleh lingkungannya," kata dia.

Ia juga menyayangkan penyebutan RS Azra sebagai klaster Covid-19 dan adanya usulan untuk melakukan evaluasi, bahkan agar ditutup sementara waktu. Menurutnya, harus ada pemahaman lebih dahulu terkait penyebutan klaster dan ada data yang valid terkait adanya klaster Covid-19 di RS Azra.

"Selama menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 di kota Bogor hingga saat ini kami belum pernah melanggar aturan," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Rapid Test dan Skrining

Dalam menerapkan pelayanan kesehatan terhadap pasien, baik itu pasien positif Covid-19 maupun pasien umum sudah sesuai dengan SOP Kesehatan. Selain itu, telah melakukan penerapan protokol kesehatan di lingkungan rumah sakit itu sendiri seperti menerapkan kewaspadaan droplet, kewaspadaan kontak, dan kewaspadaan airborne.

RS Azra pun telah melakukan langkah antisipasi lainnya dengan melakukan rapid test terhadap seluruh karyawannya dengan melaksanakan program skrining massal bagi seluruh karyawan, baik medis maupun non-medis.

"Skrining yang kami lakukan berupa pemeriksaan antibodi menggunakan rapid test yang dimulai bulan Mei hingga saat ini. Ini merupakan proses-proses yang harus kami jalani untuk mengantisipasi penyebaran Covid di lingkungan rumah sakit," kata Jeffry.

Sebelumnya, 10 dari 50 karyawan non-medis RS Azra dinyatakan terkonfirmasi positif terpapar Covid-19. Kesepuluh karyawan tersebut dinyatakan positif setelah hasil swab test keluar usai mereka mengikuti tes usap yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Bogor pada 27 Juli 2020.

Hasil tes usap terbit pada 29 Juli dan karyawan yang positif diminta segera menjalankan isolasi mandiri.

Dengan adanya kasus baru, RS Azra disebut Gugus Tugas Penangangan Covid-19 Kota Bogor menjadi klaster penularan Covid-19 dari fasilitas kesehatan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya