ISED Dorong Terwujudnya Keamanan Transaksi Digital

Adiningsih menjelaskan, di Indonesia pandemi telah meningkatkan 37% pengguna baru, mayoritas 56% dari daerah atau perdesaan (non metro).

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2020, 10:31 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 08:16 WIB
pembayaran digital kode QR
QR Code atau kode QR mempermudah transaksi di era kenormalan baru/Shutterstock.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak pada peningkatan pemanfaatan teknologi digital seperti aplikasi meeting, edukasi, dan media sosial lainnya hingga mencapai 90% dari pengguna sebelumnya.

Demikian dikatakan Prof Sri Adiningsih, founder Institute of Social Economic Digital (ISED). Kata dia, ekonomi digital makin berkembang dan akan semakin merata di seluruh Indonesia dan tumbuh hingga di kota kecil, daerah dan perdesaan, dan masih akan berkembang dengan pesat.

"Perkembangan teknologi yang begitu cepat, mengubah pola masyarakat dalam mencari informasi dan tambahan keahlian. Sayangnya, keamanan data masih menjadi momok utama yang memprihatinkan," kata Prof Sri Adiningsih, Selasa (17/11/2020).

Menurut dia, hasil survei yang dilakukan ISED menunjukkan bahwa 30% data pribadi pernah disalahgunakan, namun di sisi lain hampir setengah (48%) masyarakat tidak mempercayai memberikan data pribadi kepada media online dan aplikasi.

Adiningsih menjelaskan, di Indonesia pandemi telah meningkatkan 37% pengguna baru, mayoritas 56% dari daerah atau perdesaan (non metro).

"Oleh karena itu, infrastruktur yang lebih merata dan berkualitas dan keamanan digital menjadi isu penting, agar perkembangan ekonomi digital memberikan manfaat yang lebih merata di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Adiningsih menjelaskan, hasil survei juga menunjukkan 93% responden akan tetap mengggunakan digital pascapandemi. Selain itu, lanjut dia, E-commerce, transportasi dan makanan pada 5 tahun ke depan masih akan tumbuh di atas 20% rata-rata per tahun.

"Demikian juga, di masa pandemi perkembangan fintech, terutama digital payment meningkat," katanya.

Sementara, Direktur Eksekutif ISED Julie Trisnadewani menambahkan, untuk mendorong teruwujudnya keamanan transaksi digital ISED menggelar acara Ngobral (Ngobrol Digital) selama tiga hari, Selasa-Kamis (17-19/11/2020).

Acara yang sekaligus memeringati setahun berdirinya ISED ini akan diikuti Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Ketua OJK Wimboh Santoso, founder ISED Prof Sri Adingsih, Dirjen APTIKA Kominfo Semuel A. Pangarepan, Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Arief Setiyawan, pakar, akademisi, hingga pelaku sosial ekonomi dan digital sebagai bentuk partisipasi dan kontribusi dalam mendukung kemajuan proses transformasi digital di Indonesia.

"Acara ini mengambil tema Pemerataan Digitalisasi dan Perubahan Perilaku, Pemanfaatan Fintech dan E-Commerce yang Aman, serta Melindungi Jejak Digital & Mengamankan Data Pribadi". Acara diselenggarakan gratis dan terbuka untuk umum," ujar Julie.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kontribusi untuk Dunia Pendidikan

Dia menjelaskan, setahun berdiri, ISED telah melakukan berbagai pelatihan dan edukasi di bidang sosial, ekonomi dan digital sebagai wujud mendukung transformasi digital di Indonesia. ISED juga telah mengadakan pelatihan atau workshop startup dan bisnis digital (digital marketing) terutama untuk pelaku bisnis UMKM.

ISED, katanya, juga telah berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan membantu para tenaga pendidikan dari berbagai pelosok daerah dan perbatasan untuk memaksimalkan pemanfaatan media digital dalam proses belajar mengajar selama situasi pandemi.

"Selama setahun kami juga telah melakukan 4 survei, 3 whitepaper dan 1 workshop," pungkas Julie.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya