Syafii Maarif Sebut Mendewakan Keturunan Nabi sebagai Perbudakan Spiritual

Menurut Syafii Maarif, Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno bertahun-tahun silam telah mengkritik keras sikap seperti itu.

oleh Yopi Makdori diperbarui 22 Nov 2020, 14:04 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2020, 14:04 WIB
Syafii Maarif. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)
Syafii Maarif. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-13, Ahmad Syafii Maarif menyebut bahwa perilaku mengkultuskan keturunan Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah bentuk perbudakan spiritual.

"Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual," tulis Syafii Maarif melalui akun Twitter pribadinya di @SerambiBuya, Minggu (22/11/2020).

Menurutnya, Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno bertahun-tahun silam telah mengkritik keras sikap seperti itu.

"Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengkritik keras fenomena yang tidak sehat ini," tegas Syafii Maarif.

Gelar kehormatan yang kerap disematkan kepada keturunan Nabi Muhammad Saw di Indonesia ialah "Habib". Secara harafiah kata ini mengandung arti yang dicintai atau kekasih.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Gelar Habib

Gelar Habib khusus disematkan disematkan kepada keturunan Nabi yang tinggal di daerah lembah Hadhramaut, Yaman; Asia Tenggara; dan Pesisir Swahili, Afrika Timur.

Di Indonesia, habib semuanya memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Berdasarkan catatan pertubuhan yang melakukan pencatatan salasilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang di seluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini (disebut muhibbin) dari 114 marga. Hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar habib.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya