Nadiem: Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi Akan Sangat Berbeda dengan Sebelumnya

Area sekolah, kata Nadiem harus segera kosong sesat setelah para siswa meninggalkan sekolah

oleh Yopi Makdori diperbarui 27 Nov 2020, 14:38 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2020, 14:27 WIB
FOTO: Mendikbud - DPR Evaluasi Belajar dari Rumah hingga Kesiapan Rekrutmen Guru Honorer
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet serta isu-isu kesiapan rekrutmen guru honorer tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mewanti-wanti bahwa pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 nanti, akan jauh dari situasi sekolah pada biasanya.

Hal ini merespons kekhawatiran sejumlah pihak yang mengira jika sekolahan dibuka maka aktivitas di sekolah akan kembali normal seperti saat sebelum pandemi. Menurut Nadiem, hal itu merupakan anggapan yang keliru, dia menegaskan bahwa pembukaan sekolah selama pandemi Covid-19 akan begitu berbeda dari kondisi biasa.

"Pada saat anak itu masuk sekolah, situasinya bukan normal, situasinya sangat berbeda dari normal," jelas Nadiem saat berbincang dengan publik figur Maudy Ayunda lewat siaran langsung di Instagram pribadi mereka pada Kamis (27/11/2020).

Area sekolah, kata Nadiem harus segera kosong sesat setelah para siswa meninggalkan sekolah. Di samping itu, jumlah siswa yang masuk pun akan dibatasi maksimal hanya 50 persen.

Kata Nadiem, mau tidak mau sekolah mesti melakukan pembelajaran campuran antara tatap muka di sekolah dengan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Pasalnya, menurut Nadiem kendati sekolah telah melangsungkan pembelajaran secara tatap muka, mereka wajib membagi siswa menjadi minimal dua kloter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Maksimal 18 Anak Per Kelas

"Jadinya harus ada dua rotasi minimal, karena hanya boleh 18 anak per kelas. Biasanya 36 boleh. Jadi ini adalah protokol ketat, kalau kita mau memperbolehkan harus dengan gak boleh mudah melakukan tatap muka. Itu akan ada daftar periksa yang sangat komprehensif," jalas Nadiem.

"Ada sanitasi, harus pakai masker, harus 50 persen kapasitas, jadi harus ada rotasi. Jadi mau gak mau harus ada komponen PJJ," sambungnya.

Dalam pembukaan sekolah nanti, kata Nadiem kantin serta aktivitas ekstra kurikuler pun dilarang. "Cuma masuk kelas, keluar kelas pulang. Udah," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya