Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan terpaksa menghentikan operasi pencarian korban dan puing pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 lantaran cuaca yang kurang mendukung. Hal itu demi keselamatan seluruh kru di lapangan.
"Untuk sementara off. Kita lihat cuaca ini. Dapat informasi di sana tinggi gelombang 2,5 meter," tutur Deputi Bina Tenaga dan Potensi SAR Abdul Haris Achadi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1/2021).
Menurut Haris, di lokasi sendiri sejumlah kapal pencarian Sriwijaya Air SJ 182 masih tetap bersiaga. Hanya saja, aktivitas pencarian sementara dihentikan sambil menunggu cuaca kembali bersahabat.
Advertisement
"Untuk sementara ini berhenti dulu sambil lihat cuaca. Sementara," jelas dia.
Haris rencananya menuju lokasi pencarian korban dan puing pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 untuk menambah dukungan dari sisi medis. Termasuk fasilitas swab antigen virus Corona atau Covid-19.
"Dokter satu perawat empat orang," Haris menandaskan.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pesawat Jatuh
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Sementara itu, pada Selasa petang 12 Januari 2021, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam TNI Angkatan Laut (AL).
Tersisa Cockpit Voice Recorder (CVR) atau rekaman pembicaraan pilot Sriwijaya Air SJ 182 yang masih dilakukan pencarian.
Advertisement