Liputan6.com, Jakarta - Akhir tahun 2024 diwarnai dengan dua insiden tragis kecelakaan pesawat yang menewaskan puluhan orang. Insiden pertama terjadi pada Rabu (25/12/2024), ketika sebuah pesawat Azerbaijan Airlines jatuh dekat kota Aktau, Kazakhstan.
Hanya beberapa hari setelahnya, kecelakaan serupa terjadi di Korea Selatan, melibatkan pesawat Jeju Air yang jatuh saat akan mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12/2024).
Kedua kecelakaan ini mencatatkan jumlah korban jiwa yang cukup tinggi, menciptakan kekhawatiran global terhadap keselamatan penerbangan menjelang tahun baru 2025. Sejumlah petugas darurat dikerahkan ke lokasi kejadian, dan tim investigasi tengah bekerja untuk mengungkap penyebab dari kedua kecelakaan tersebut.
Advertisement
Pada kecelakaan pesawat Azerbaijan, dikabarkan bahwa pesawat itu mengalami masalah teknis saat berada di ketinggian rendah. Pesawat yang sedang dalam perjalanan dari Baku, ibu kota Azerbaijan, menuju kota Aktau itu gagal melakukan pendaratan dengan selamat, mengakibatkan banyaknya korban jiwa di antara penumpang dan awak pesawat.
Sementara itu, kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi di Bandara Internasional Muan di Korea Selatan. Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Incheon menuju Muan. Sebuah masalah teknis yang belum jelas menyebabkan pesawat kehilangan kendali saat melakukan pendaratan, yang mengakibatkan kecelakaan fatal.
Pihak otoritas Korea Selatan juga segera mengirim tim investigasi ke lokasi untuk mencari tahu penyebab pasti dari kecelakaan tersebut. Hingga saat ini, laporan resmi mengenai kecelakaan ini belum sepenuhnya diumumkan, namun korban jiwa diperkirakan lebih sedikit dibandingkan dengan kecelakaan di Kazakhstan.
Kedua kecelakaan ini menggugah kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam penerbangan, khususnya menjelang musim liburan akhir tahun. Banyak penumpang yang merasa cemas dan khawatir setelah dua tragedi besar ini terjadi dalam waktu yang begitu dekat.
Kepergian para penumpang ini memunculkan kembali pentingnya doa-doa keselamatan sebelum melakukan perjalanan, khususnya saat menggunakan kendaraan udara. Dalam ajaran Islam, doa naik kendaraan sangat dianjurkan untuk memohon keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Doa Naik Kendaraan Darat, Laut, dan Udara
Sementara dikutip dari laman jabar.nu.or.id, salah satu doa yang sangat dianjurkan sebelum bepergian adalah doa yang berbunyi:
الحَمْدُ للهِ/سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Alhamdulillāhilladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahū muqrinīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūna.
Artinya: "Segala puji bagi Allah/maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami. Padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sungguh, kami akan kembali kepada Tuhan kami."
Doa ini memohon perlindungan dan keselamatan saat kita bepergian dengan kendaraan apapun, termasuk pesawat. Doa ini sering dibaca oleh umat Islam sebelum mereka berangkat dalam perjalanan jauh atau dekat, sebagai bentuk pengingat bahwa segala sesuatunya berada dalam kehendak Tuhan.
Selain doa di atas, ada doa lain yang sering dibaca khusus untuk perjalanan dengan kendaraan laut. Doa ini berasal dari kisah Nabi Nuh yang mengarungi lautan bersama bahteranya.
Doanya adalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Bismillâhi majrêha wa mursâhâ, inna rabbî la ghafûrur rahîm (Hud 41). Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, tempat berlayarnya dan tempat berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhan-Ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Doa ini tidak hanya mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan Allah dalam perjalanan, tetapi juga menunjukkan betapa besar kekuasaan-Nya atas segala ciptaan, termasuk alam semesta yang sangat luas.
Advertisement
Doa Perjalanan Udara
Untuk perjalanan udara, doa yang lebih spesifik adalah:
اللهُ أَكْبَر، اللهُ أكْبَر، الله أكْبَر، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Subhānalladhī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahū muqrinīna, wa innā ilā rabbinā lamunqalibūna.
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha suci Allah yang telah menundukkan (pesawat) ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kepada Allah lah kami kembali."
Selain doa, dalam ajaran Islam juga terdapat adab-adab yang perlu diperhatikan saat hendak bepergian. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan, seperti berpamitan dan meminta maaf kepada orang-orang yang kita tinggalkan. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik sebelum kita melakukan perjalanan jauh.
Selain itu, kita juga dianjurkan untuk meminta restu kepada orang tua dan orang-orang yang kita hormati, serta bertobat kepada Allah, memohon agar perjalanan diberkahi dan dilindungi-Nya. Semua ini adalah bentuk usaha kita untuk meraih keselamatan dalam perjalanan.
Kedua kecelakaan pesawat yang terjadi dalam waktu dekat ini mengingatkan kita betapa pentingnya untuk tidak lengah dan selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan perjalanan. Tidak hanya persiapan fisik, tetapi juga persiapan spiritual dengan berdoa kepada Tuhan agar perjalanan kita diberkahi.
Keselamatan dalam perjalanan adalah hal yang tidak bisa diprediksi. Namun, dengan berdoa dan memohon perlindungan-Nya, kita berharap agar setiap perjalanan selalu berjalan lancar dan kembali ke tempat yang kita tuju dengan selamat. Semoga insiden kecelakaan pesawat ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dan terus meningkatkan kewaspadaan dalam setiap perjalanan.
Hingga kini, pihak berwenang di Kazakhstan dan Korea Selatan masih melakukan penyelidikan terhadap kedua insiden tersebut. Masyarakat internasional pun berharap penyebab kedua kecelakaan dapat segera terungkap, dan tindakan yang tepat dapat diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Selain itu, kita juga harus tetap berdoa agar seluruh korban yang meninggal dunia diberikan tempat terbaik di sisi Allah. Semua yang terjadi di dunia ini adalah takdir-Nya, dan kita sebagai umat manusia hanya bisa berusaha dan berdoa agar diberi keselamatan dalam setiap langkah kehidupan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul