Liputan6.com, Jakarta - Pakar Kesehatan Masyarakat Hasbullah Thabrany menilai bahwa vaksinasi Covid-19 bagi orang lanjut usia atau lansia di atas 60 tahun penting. Sebab, kata dia, lansia berisiko tinggi jika terinfeksi Covid-19.
"Itu (vaksinasi Covid-19) bagian yang memang harus dilakukan karena lansia mempunyai risiko tinggi apalagi pegawai-pegawai atau petugas kesehatan yang usianya di atas 60 tahun, risikonya sangat tinggi," ujar Hasbullah saat dihubungi merdeka.com, Senin (8/2/2021).
Baca Juga
Menurut Hasbullah, vaksinasi Covid-19 bisa melindungi lansia dari fatalitas bila terinfeksi Covid-19. Namun, kata dia, vaksinasi Covid-19 tidak bisa melindungi lansia dari penularannya.
Advertisement
"Mereka bisa tertular virusnya, cuma begitu masuk ke dalam tubuh tidak menjadi kasus yang berat. Itu lah fungsi dari vaksinasi dan memang menjadi prioritas," ucap dia.
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5
Hasbullah mengatakan, lansia bisa tertular virusnya, tetapi begitu masuk ke dalam tubuh tidak menjadi penyakit Covid-19.
"Kalau pun terjadi tidak menjadi kasus yang berat. Itu lah fungsi dari vaksinasi dan memang menjadi prioritas," jelas Hasbullah.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPOM Izinkan Vaksinasi Covid-19 Lansia
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac untuk lansia di atas 60 tahun.
Keputusan ini melihat dari data 47,3 persen kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia merupakan lansia.
"Menjadi keharusan tentunya bagi pemerintah untuk menetapkan memberi pemberian penggunaan vaksin yang tersedia yaitu saat ini adalah CoronaVac menjadi prioritas untuk juga diberikan kepada kelompok lansia," kata Kepala BPOM, Penny K. Lukito dalam konferensi pers melalui YouTube BPOM RI, Minggu, 7 Februari 2021.
Penny menyebut, izin penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia dikeluarkan pada 5 Februari 2021. Penerbitan ini dilakukan setelah mendapat data hasil uji klinik fase 1 dan 2 vaksin Sinovac untuk lansia di China serta uji klinik fase 3 di Brazil.
Data hasil uji klinik fase 1 dan 2 di China menunjukkan, imunogenisitas lansia berada pada angka 97,96 persen setelah dilakukan dua kali penyuntikan vaksin Sinovac dengan rentang waktu 28 hari. Uji klinis dilakukan kepada 400 lansia.
Sedangkan hasil uji klinik fase 3 di Brasil menunjukkan lansia berada dalam kondisi aman dan tidak menimbulkan efek samping serius derajat ketiga setelah dilakukan dua kali penyuntikan. Uji klinik fase 3 di Brasil melibatkan 600 lansia.
"Telah diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin ini kepada orang 60 tahun ke atas aman dan tidak ada efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan," ucap dia.
Meski demikian, kata Penny, pemberian vaksin kepada lansia harus melalui tehapan pemeriksaan kesehatan. Sebab, umumnya lansia memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang berisiko tinggi saat menerima vaksin.
"Mengingat populasi lansia merupakan populasi berisiko tinggi maka pemberian vaksin ini juga harus dilakukan secara hati-hati," tandas Penny.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber : Merdeka
Advertisement