Indonesia Rawan Bencana, Jokowi: Jangan Kita Sibuk Buat Aturan

Jokowi meminta BNPB mengutamakan aspek pengendalian bencana dan penegakan standar di lapangan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Mar 2021, 16:35 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 16:35 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, berkunjung ke Sulawesi Barat, guna melihat langsung wilayah terdampak gempa.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, berkunjung ke Sulawesi Barat, guna melihat langsung wilayah terdampak gempa. (Biro pers)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia berada di urutan tertinggi negara paling rawan bencana. Untuk itu, dia meminta para pejabat terkait tak hanya sibuk membuat aturan-aturan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021, yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (3/3/2021).

"Jangan kita disibukkan, jangan sibuk membuat aturan, tapi yang utama adalah pelaksanaan di lapangan. Karena itu yang dilihat oleh masyarakat, dilihat oleh rakyat," ujar Jokowi.

Dia meminta agar pejabat dan jajaran di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengutamakan aspek pengendalian bencana dan penegakan standar-standar di lapangan. Misalnya, memastikan standar bangunan yang dibangun telah tahan gempa.

Jokowi menilai, penegakan proses pembangunan baik di fasilitas umum maupun fasilitas sosial tersebut harus dikawal agar betul-betul memenuhi standar. Hal ini untuk meminimalisasi korban jiwa apabila terjadi bancana alam.

"Sehingga kalau terjadi lagi bencana di lokasi itu, di daerah itu, di provinsi itu, korban yang ada bisa diminimalisir. Dan segera melakukan koreksi dan penguatan apabila tidak sesuai dengan standar-standar yang ada. Dicek dikoreksi lagi," jelasnya.

Disisi lain, Jokowi juga menekankan pentingnya manajemen tanggap darurat serta kemampuan rehabilitasi dan rekonstruksi yang cepat. Khususnya, pascabencana. Sebab hal ini sangat diperlukan oleh masyarakat.

"Jangan sudah tinggi lebih dari satu tahun belum nongol apa yang sudah kita sampaikan, apa yang sudah kita janjikan," ucap Jokowi.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

RI Ranking Tertinggi Negara Rawan Bencana

Jokowi meninjau banjir di Kalimantan Selatan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau banjir Kalimantan Selatan (Kalsel) dari atas jembatan Pakauman yang dilintasi Sungai Martapura, Kabupaten Banjar. (Dok Setpres)

Sebelumnya, Jokowi menyebut bahwa Indonesia berada di peringkat tertinggi negara paling rawan bencana. Berdasarkan data yang diterimanya, ada 3.253 bencana yang terjadi di tanah dalam kurun waktu Februari 2020 hingga Februari 2021.

"Per hari berarti kurang lebih sembilan bencana. Bukan sebuah angka yang kecil, tapi cobaan ujian dan tantangan itu yang harus kita hadapi. Baik bencana hidrometeorologi maupun bencana geologi," kata Jokowi.

Belum lagi, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang begitu banyak sekitar 270 juta jiwa. Sehingga, kemungkinan korban yang berjatuhan akan banyak apabila terjadi bencana.

"Kita sekali lagi menduduki ranking tertinggi negara paling rawan bencana karena jumlah penduduk kita juga besar. Sehingga risiko jumlah korban yang terjadi apabila ada bencana juga sangat besar," tutur dia.

Waspada Bencana Alam Akibat La Nina

Infografis Waspada Bencana Alam Akibat La Nina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waspada Bencana Alam Akibat La Nina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya