KPAI: April-Juni Waktunya Penyiapan Sekolah Tatap Muka, Bukan Uji Coba Terbatas

Menurut dia, penyiapan infrastruktur dan protokol kesehatan Covid-19 tak bisa berjalan secara paralel dengan pembukaan sekolah tatap muka.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Apr 2021, 13:43 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2021, 13:43 WIB
Siswa SD di Bekasi Kembali Sekolah Tatap Muka
Siswa saat mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SDN Pekayon Jaya VI, Bekasi, Rabu (24/3/2021). Jumlah siswa pun dibatasi hanya 15 orang tiap kelas dan wajib mengenakan masker baik murid maupun guru. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai bulan April dan Juni 2021 bukanlah momentum tepat untuk melakukan uji coba terbatas sekolah tatap muka. KPAI mengatakan seharusnya bulan-bulan tersebut digunakan untuk mempersiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.

"KPAI berpandangan seharusnya April-Juni adalah waktunya melakukan penyiapan, bukan ujicoba secara terbatas. Ujicoba PTM terbatas seharusnya dilakukan pada Juli 2021," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, dikutip dari siaran persnya, Sabtu (3/4/2021).

Menurut dia, penyiapan infrastruktur dan protokol kesehatan Covid-19 tak bisa berjalan secara paralel dengan pembukaan sekolah tatap muka. Retno mengingatkan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan berlapis untuk keselamatan peserta didik saat sekolah tatap muka.

"Negara-negara yang melakukan sekolah tatap muka di masa pandemi melakukan penyiapan dengan sungguh-sungguh dan memiliki mitigasi resiko yang baik, sehingga dapat mencegah sekolah menjadi kluster baru," jelasnya.

KPAI menyatakan hanya 16,3 persen sekolah yang sudah siap melakukan pembelajaran tatap muka. Angka ini berdasarkan hasil pengawasan KPAI pada Juni-November 2021 dari 49 sekolah di 21 kabupten/kota pada 8 provinsi.

"Sementara yang mengisi daftar periksa PTM Kemdikbud, hanya 50% an sekolah yang sudah mengisi dan hanya sekitar 10% yang sangat siap PTM," ucap dia.

Retno menuturkan, pemerintah daerah harus melalukam pemetaan sekolah mana saja yang sudah siap dan belum siap melakukam pembelajaran tatap muka. Kemudian, sekolah harus menyiapkan semua infrastruktur dalam adaptasi kebiasaan baru di sekolah.

Mulai dari, jumlah wastafel yang memadai hingga alat Thermogun yang menyesuaikan jumlah peserta didik agar tak terjadi penumpukan atau kerumunan siswa saat diukur suhu tubuhnya. Selain itu, sekolah juga harus memiliki ruang ganti untuk warga sekolah yang naik kendaraan umum untuk berganti seragam.

"Sekolah juga harus menyediakan ruang isolasi sementara untuk kondisi darurat, misalnya ada warga sekolah yang suhunya diatas 37,3 derajat," ujar Retno.

Dia mengingatkan agar para guru yang mengajar nantinya tak melepas atau meletakan masker di dagu maupun dada. Retno juga meminta agar semua guru harus divaksin, sebelum melakukan pembelajaran tatap muka.

"Saat ujicoba sekolah tatap muka, sebaiknya para guru juga harus sudah divaksin, terutama para guru dan tenaga kependidikan yang usianya sudah lebih dari 45 tahun," tutur Retno.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sekolah Akan Dipantau

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan, 96 sekolah akan mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka pada Rabu 7 April 2021. Puluhan sekolah tersebut terdiri dari SD hingga SMA yang tersebar di wilayah Ibu Kota.

Dia mengatakan, saat pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka nantinya setiap sekolah akan dipantau. Hal ini untuk mengidentifikasi efektivitas dan keamanannya.

"Nanti tentu dibatasi jam kantor, jam kerja sekolahnya, harinya, kapasitas dibatasi, semuanya sesuai dengan protokol kesehatan," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu 31 Maret 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya