Kampung Tehyan, Tempat Kumuh yang Kini Jadi Pusat Alkuturasi Budaya China dan Betawi

Alunan suara alat musik Tehyan mengingatkan pada merdunya musik tradisional khas pecinaan. Kampung ini merupakan tempat pusat pembuatan alat musik itu.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 30 Apr 2021, 18:23 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2021, 18:23 WIB
Pintu masuk Kampung Tehyan Tangerang
Pintu masuk Kampung Tehyan, Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Alunan suara alat musik Tehyan mengingatkan pada merdunya musik tradisional khas pecinaan. Di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, terdapat Kampung Wisata Budaya Tehyan yang menjadi pusat pembuatan alat musik alkuturasi budaya pecinaan dan Betawi.

Lokasi ini juga menjadi kampung adat di Tangerang.

Bila ingin ke Kampung Tehyan, Anda harus mengakses Jalan Iskandar Muda, Kecamatan Neglasari, Tangerang. Sekitar 200 meter dari Kantor Kecamatan Negalasari, tepatnya di sebelah kiri jalan, terdapat gapura bertuliskan 'Kampung Wisata Budaya Tehyan' berornamen pecinaan bercorak merah dan kuning.

Setiap tembok rumah warga di kampung yang diperkirakan memiliki luas seribu hektare itu, dihiasi mural-mural. Mural itu ditemakan sesuai dengan hari perayaan masyarakat Tionghoa, seperti mural cap gomeh hingga peh cun.

Mayoritas rumah-rumah di kampung ini masih kental dengan ornamen dan kebudayaan Tionghoa.

Perkampungan tersebut sengaja dibenahi Pemkot Tangerang sebagai kampung tematik yang mengusung kampung wisata. Namun, sebelumnya pun, kampung ini melestarikan budaya turun temurun khas Pecinaan Benteng yang kental.

Warga di sekitar masih sangat memegang teguh tradisi yang selama ini mereka percayai.

Terdapat pula kelenteng tertua nomor 3 di Kota Tangerang yaitu Tjong Tek Bio.

"Karena yang ingin kita tunjukkan adalah budayanya, ini lho budaya kami yang masih kami pegang teguh sampai sekarang" tutur Vera, salah satu warga, Kamis 29 April 2021.

Kampung Tehyan sering menggelar sejumlah ritual yang bisa dinikmati wisatawan. Sebut sasja Sejit Klenteng, sembahyang onde dan tradisi makan onde, peh cuh, ceng beng, dan ceat que.

"Kita sebagai warga Kampung Tehyan tentu sangat bangga, karena kampung kita ini sudah dikenal oleh masyarakat luas untuk memperkenalkan budaya Cina Benteng, memperkenalkan makanannya juga kaya kue keranjang itu kan kue khas warga Tionghoa ya, ungkap Alex, warga lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ciri Khas

Lalu, yang menjadi ciri khas utama kampung ini adalah, terlahirnya alat musik Tehyan. Salah seorang seniman asli kelahiran kampung tersebut, Oin Sin, merupakan seniman terakhir pemain instrumen Tehyan di Tangerang, belajar secara otodidak dari mendiang ayahnya Oen Oen Hok.

Sin Yang membeberkan sejumlah fakta menarik tentang alat musik tTehyan. Alat musik tradisional yang cara memainkannya dengan cara digesek ini, berasal dari kaum Tionghoa yang menetap di Indonesia.

"Alat musik Kong’ahyan, Tehyan, dan Sukong merupakan instrumen asli Betawi dibawa oleh kaum Tiong Hoa yang menetap di Indonesia. Jadi, gabungan atau alkuturasi adat Betawi dan China sebenernya," ujar Sin Yang.

Berangkat dari berbagai akulturasi budaya dan juga alat musik tradisional, terbentuk lah Kampung Tehyan.

Dulunya, kampung Tehyan hanya sebuah kampung yang tidak sadar akan kebersihan dan sosialisasi.

Terbentuknya kampung Tehyan, membantu warga untuk lebih peduli tentang kesehatan dan banyak melakukan hal positif.

"Harapannya kampung ini dapat mengundang banyak wisatawan, baik lokal maupun asing karena akses yang dekat dengan bandara," ujar Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya