Dorong Potensi Produk Halal, Wapres Ma'ruf: Sertifikasi Indonesia Diakui Dunia

Ma'ruf menyayangkan, Indonesia belum menjadi negara produsen halal terbesar di dunia dan baru sebatas konsumen, walau memiliki potensi kuat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Mei 2021, 08:42 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2021, 08:42 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai banyak lembaga sertifikasi halal dari negara lain yang meminta pengakuan dari Indonesia.

Namun dia menyayangkan, Indonesia belum menjadi negara produsen halal terbesar di dunia dan baru sebatas konsumen, walau memiliki potensi kuat.

"Banyak lembaga sertifikat halal (dari negara lain) itu minta pengakuan, minta endorsement dari sini, tapi kita belum menjadi produsen halal terbesar dunia," kritik Ma'ruf dalam keterangan tertulis direrima, Jumat (20/5/2021).

Ma'ruf berharap, hal itu dapat ditingkatkan dengan dukungan para pihak terkait dan komitmen kuat antar lembaga. 

"Pemerintah memiliki komitmen untuk mengembangkan industri halal ini, salah satunya dengan memberikan stimulan kepada Kawasan Industri Halal (KIH) berupa kesamaan fasilitas program yang didapat oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Program Layanan Terpadu Satu Pintu

Ma'ruf percaya, demi mendukung perkembangan KIH, pemerintah telah menyediakan program yaitu One Stop Service (Layanan Terpadu Satu Pintu) yang memberikan kemudahan dalam proses sertifikasi halal, permodalan dan fasilitasnya.

"Jadi bukan hanya sertifikasi halalnya saja, permodalan dan fasilitas lain juga difasilitasi supaya industri halal ini tumbuh," yakin dia. 

Ma'ruf berhadap, nilai ekspor produk halal dari Indonesia sudah besar dapat kembali ditingkatkan. Sebab, menurut dia, masih belum tercatat secara tertib di beberapa negara tujuan ekspor yang tidak memerlukan sertifikasi halal. 

"Ini jadi salah satu yang juga menjadi tugas kita supaya Indonesia menjadi pemain utama ekspor produk halal sehingga semuanya tercatat," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya