PKS Ingatkan Pemerintah soal Jam Kerja dan Insentif Tenaga Kesehatan Covid-19

Ketua DPP PKS Netty Prasetiyani Aher mengingatkan agar insentif tenaga kesehatan tidak ditunda, apalagi diberikan terlambat.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 27 Jun 2021, 16:58 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 16:56 WIB
Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKS Netty Prasetiyani Aher mengingatkan pemerintah agar memenuhi hak seluruh tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan Covid-19. Hak itu termasuk pemberian insentif yang layak dan tepat waktu.

Netty menyebut tenaga kesehatan (nakes) adalah pahlawan saat pandemi Covid-19 dan sudah sewajarnya mendapat empati serta simpati.

"Pemerintah harus memberi perhatian dan empati kepada tenaga kesehatan, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. Pastikan semua hak mereka terpenuhi, baik menyangkut perlindungan dan keamanan diri, kesehatan, jam kerja hingga soal insentif yang telah dijanjikan," ujar Netty pada wartawan, Minggu (27/6/2021).

Dia menyebut, lonjakan kasus Covid-19 membuat beban kerja tenaga kesehatan makin bertambah. Oleh karena itu, kata Netty, sudah sepantasnya nakes mendapat fasilitas pendukung terbaik.

"Jangan sampai ada kebijakan yang tidak pro nakes, seperti penundaan insentif, waktu dan beban kerja yang berlebihan, APD minim serta kurangnya suplay obat-obatan dan alkes. Kondisi itu menyulitkan nakes dalam menjalankan tugasnya dan menjadi indikasi adanya defisit empati," papar dia.

Anggota Komisi IX DPR itu kembali mengingatkan agar insentif tenaga kesehatan tidak ditunda, apalagi diberikan terlambat.

"Besarannya belum tentu setimpal dengan pengorbanan waktu, keringat, air mata, dan bahkan nyawa dalam membantu penanganan pasien Covid-19," ucap Netty.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penuhi Fasilitas yang Dibutuhkan Nakes

FOTO: Rusun Nagrak Mulai Dihuni Pasien OTG COVID-19
Aktivitas tenaga kesehatan saat menerima pasien OTG COVID-19 di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta, Senin (21/6/2021). Koordinator Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Letkol Arifin mengungkapkan sebanyak 33 pasien OTG dari Jakarta Utara diisolasi di Rusun Nagrak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tak hanya insentif, Netty menyoroti fasilitas keamanan seperti APD yang masih kurang. Padahal, lanjutnya, kehilangan satu nakes sangat merugikan Indonesia.

"Meninggalnya satu orang tenaga kesehatan menjadi kehilangan besar bagi dunia kesehatan Indonesia dan berimplikasi buruk terhadap penanganan Covid-19. Apalagi saat ini kita menghadapi lonjakan kasus dengan virus varian baru yang lebih ganas dan mudah menular," pungkas dia.


Perjalanan Sejuta Tenaga Kesehatan Divaksinasi

Vaksinasi Nakes
Infografis Perjalanan Sejuta Tenaga Kesehatan Divaksinasi
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya