Cegah Penularan Covid-19, Muhaimin Minta Tradisi Cium Tangan Kiai Dihentikan Sementara

Muhaimin menyarankan agar tradisi salaman dan mencium tangan kiai sementara diubah dengan salaman di dada dahulu.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 15 Jul 2021, 17:12 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 17:12 WIB
Gus AMI Luncurkan Buku Berjudul Negara dan Politik Kesejahteraan
Peluncuran Buku dengan judul "Negara dan Politik Kesejahteraan" karya Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar, Kamis, 18 Maret 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Lonjakan kasus baru Covid-19 juga terjadi di kalangan santri atau pesantren. Korban meninggal berjatuhan, termasuk para ulama atau kiai di pondok pesantren.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Muhaimin Iskandar meminta semua pihak bersama menjaga keselamatan para kiai.

Salah satu saran darinya yaitu tidak mencium tangan Kiai untuk sementara waktu . Diketahui, tangan adalah salah satu sarana penularan cirus corona.

"Hampir setiap hari kita dengar kabar para kiai kita meninggal dunia. Ayo kita sama-sama jaga keselamatan para kiai. Kepada para kiai yang sudah sepuh, saya kira tidak usah dicium tangan dulu,” kata Gus Muhaimin pada wartawan, Kamis (15/7/2021).

Muhaimin menyarankan agar tradisi salaman dan mencium tangan kiai sementara diubah dengan salaman di dada dahulu.

"Salaman di dada saja supaya beliau-beliau kita jaga,” kata Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sampai Pandemi Covid-19 Berakhir

Menurut Gus Muhaimin, menjaga keselamatan para kiai adalah salah satu bentuk cinta kepada ulama.

"Kita cinta beliau, ingin cium beliau, ingin bersalaman dengan beliau, tetapi untuk sementara waktu sebelum pandemi ini berakhir, kita ubah tradisi untuk mengantisipasi,” pungkas dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya