dr Reisa: Turunkan Angka Penularan dan Kematian Covid-19, Pemerintah Terus Perkuat Testing dan Tracing

Pemerintah berkomitmen meningkatkan testing dari yang saat ini berkisar hampir 200 ribuan ke sekitar 300 ribu/hari bahkan menjadi 400 ribu/hari.

oleh Muhammad Ali diperbarui 29 Jul 2021, 09:24 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 09:16 WIB
dr Reisa
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku, dr Reisa Broto Asmoro. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, menuju bulan kemerdekaan di Agustus ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengingatkan bahwa selama 76 tahun merdeka, semua krisis, kesulitan yang dihadapi selalu bisa dilewati. Karena semua melakukannya bersama-sama.

“Begitu juga dalam menghadapi masa Pemberlakuan Pembatasan KegiatanMasyarakat (PPKM) ini. Kuncinya bersama-sama bekerja merespon COVID-19,” ujar dr. Reisa saat menyampaikan perkembangan pelaksanaan PPKM, Rabu (28/7/2021).

Menurutnya, dalam rangka menurunkan angka kasus dan kematian akibatCOVID-19 yang naik, pemerintah akan memperkuat testing dan tracing, terutama di permukiman padat penduduk. Pemerintah berkomitmen meningkatkan testing dari yang saat ini berkisar hampir 200 ribuan ke sekitar 300 ribu/hari bahkan menjadi 400 ribu/hari.

Koordinator PPKM Jawa-Bali yang juga Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, kata dr. Reisa, juga telah menegaskan testing dan tracing ini akan melibatkan semua komponen.

Mekanisme tracing kontak erat sendiri akan dilakukan secara digital yang dilakukan para relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang terlatih serta relawan lapangan yang terdiri dari TNI, Polri, serta aparatur sipil negara yang ditugaskan.

Dia menambahkan, hasil tracing akan diinput secara digital dalam sistem Silacak Kementerian Kesehatan. Setiap kontak erat yang ditemukan, akan dipastikan melakukan karantina dan entry test pada hari pertama untuk mengetahui status kesehatannya serta exit test pada hari ke-5 karantina, memastikan yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala sama sekali dan dapat dinyatakan tidak terinfeksi.

“Satu hal yang harus kita antisipasi dan cerna seksama adalah dengan masifnya pelaksanaan testing dan tracing, ada kemungkinan kasus konfirmasi harian covid-19 akan naik karena kapasitas testing yang meningkat,” kata dr. Reisa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Isolasi Terpusat

Berhubungan dengan kapasitas testing dan tracing yang meningkat, lanjutnya, kontak erat dengan hasil positif berdasarkan entry test atau exit test juga akan dibawa ke tempat-tempat isolasi terpusat yang telah disediakan untuk mendapatkan perawatan.

Isolasi terpusat yang telah disiapkan pemerintah sudah siap dengan perangkat pendukung operasionalnya. Penting bagi masyarakat yang positif COVID-19 untuk melakukan isolasi di tempat isolasi terpusat guna pemulihankondisi serta melindungi orang di sekitarnya.

Selain Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, dr. Reisa menyebut, telah dioperasikan Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan Pasar Rumput yang telah disiapkan untuk dapat menampung hingga 10.000 pasien serta rusun Pasar Rumput yang kapasitasnya mencapai 6.000 tempat tidur.

Pemerintah juga menyiapkan sejumlah tempat di luar Jakarta, seperti di Bandung, Depok, kota Tangerang juga sudah siap dengan tempat isolasi terpusat. Begitu pun seperti di Yogyakarta yang terbagi pada tiga tempat, yaitu di asrama Universitas Gadjah Mada, Asrama Universitas Negeri Yogyakarta dan Asrama milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Lalu di Solo juga sudah disiapkan dan tersebar sebanyak 1.700 titik baru terisi 400 titik,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya