Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi angkat bicara soal wanita yang menghubunginya saat berseteru dengan Arteria Dahlan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten.
Prasetyo pun bercerita ketika dirinya dihubungi wanita tersebut. Dia mengaku awalnya nomor tak dikenal menghubunginya. Saat nomor telepon tersebut diangkat, kata dia, pihak penelepon ternyata mantan Dandim Jakarta Pusat, Zamroni.
Advertisement
Baca Juga
Politikus PDIP ini langsung menanyakan maksud penelepon tersebut menghubunginya. Penelepon pun meminta Prasetyo menjadi mediator untuk mendamaikan dengan Arteria Dahlan.
"Mas tolong dong inisiasi saya dengan Arteria Dahlan, gitu aja omongannya. Masalah apa?," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 23 November 2021.
Meski begitu, Prasetyo membantah dirinya membekengi atau melindungi wanita yang cekcok dengan ibunda Arteria Dahlan tersebut.
"Setelah saya telepon Arteria, dia beranggapan saya bekingan (wanita itu), ini salah lagi nih. Saya tidak membekingi siapa-siapa, saya orang timur, kalau tidak mau diketemukan (dimediasi), ya sudah," kata Prasetyo.
Berikut 3 penjelasan Prasetyo Edi Marsudi terkait dirinya dihubungi wanita yang berseteru dengan ibunda politikus PDIP Arteria Dahlan dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Ungkap Isi Percakapan soal Ributnya Arteria Dahlan
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengungkapkan kronologi dirinya yang sempat dihubungi oleh pihak perempuan yang terlibat keributan dengan ibunda politikus PDIP Arteria Dahlan.
Dia mengaku awalnya nomor tak dikenal menghubunginya. Saat nomor telepon tersebut diangkat pihak penelepon ternyata mantan Dandim Jakarta Pusat, Zamroni.
Politikus PDIP ini langsung menanyakan maksud penelepon tersebut menghubunginya. Penelepon pun meminta Prasetyo menjadi mediator untuk mendamaikan dengan Arteria Dahlan.
"Mas tolong dong inisiasi saya dengan Arteria Dahlan, gitu aja omongannya. Masalah apa?," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa 23 November 2021.
"Yah mungkin ada senggolan di atas pesawat dengan istri saya," ucap dia menirukan si penelepon.
"Terus apa maunya? Mau minta maaf kita, saya mau minta maaf, sampailah seperti itu," lanjut Prasetyo.
Â
Advertisement
2. Bantah Melindungi
Prasetyo pun langsung menghubungi Arteria dengan maksud agar keributan yang sempat terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dapat diselesaikan secara damai.
Namun, dia mengaku kaget ketika dirinya dituding berpihak dan melindungi pihak yang berseteru dengan Arteria Dahlan.
"Setelah saya telepon Arteria, dia beranggapan saya bekingan ini, salah lagi nih. Gitulah, saya tidak membekingin siapa-siapa, saya orang Timur kalau tidak mau ditemukan ya sudah," ucap Prasetyo.
Â
3. Niat Ingin Mediasi, Tapi Batal
Prasetyo juga mau berniat memediasi karena dirinya sudah menganggap Arteria sebagai adik. Sebab dia sudah mengenal Arteria sejak beberapa tahun terakhir sebagai salah satu kader PPDI Perjuangan.
"Karena saya pikir sama-sama dari PDIP, tujuan saya yuk damai ajalah, pikiran saya sebelum teleponan Arteria," kata Prasetyo.
Namun setelah dinilai oleh Arteria sebagai beking, Prasetyo akhirnya memutuskan batal membantu Zamroni untuk berdamai.
"Buat apa saya repot-repot, karena enggak bagus juga, jadi saya tinggal. Ternyata isunya berkembang dan nama saya disebut-sebut, ya saya bingung dan jengkel," ujar Prasetyo.
Â
(Muhammad Fikram Hakim Suladi)
Advertisement