Cara Aman Jajan Online Saat Pandemi Covid-19

Meskipun terlihat efisien, ada bahaya kesehatan yang harus diwaspadai saat memesan jajanan online.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2021, 21:17 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 18:25 WIB
Ilustrasi pesan makanan online | Karolina Grabowska dari Pexels
Ilustrasi pesan makanan online | Karolina Grabowska dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) mengubah banyak perilaku masyarakat di dunia pada umumnya. Mulai dari pekerjaan yang dilakukan di dalam rumah, melakukan kegiatan belajar-mengajar jarak jauh, hingga berbelanja secara online agar kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi, termasuk makanan pesan antar atau makanan online.

Dalam survei yang dilakukan CLSA Indonesia selama pandemi pada 450 responden, sebanyak 70 persen di antaranya menjadi lebih sering memesan makanan secara online dibandingkan sebelum terjadinya Covid.

Meskipun terlihat efisien, ada bahaya kesehatan yang harus diwaspadai saat memesan jajanan online. Hal ini seperti yang telah disampaikan oleh Sanofi Pasteur Indonesia dalam rangka menyambut peringatan Hari Kesehatan Nasional melalui kampanye #SantapAman pada tanggal 11 November 2021 lalu.

Program yang dihadiri oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria serta chef dan pecinta kuliner William Gozali yang akrab disapa Willgoz ini, bertujuan untuk mensosialisasikan bahwa seseorang bisa menderita penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti penyakit tifoid sekaligus bagaimana cara pencegahannya.

Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Contohnya, seseorang bisa terkena penyakit ini saat menyantap makanan yang tidak disiapkan dengan benar. Penyakit akut ini memiliki gejala demam secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam.

Menurut dr. Suzy, cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi.

“Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali,” kata dia.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Vaksin Tifoid di Faske

Salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoidjenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74%.

"Dengan melakukan vaksinasi tifoid, seseorang yang sangat suka mengonsumsi jajanan online tidak perlu khawatir menderita penyakit tifoid melalui makanan yang mereka konsumsi. Sementara manfaat lain yang dapat dirasakan oleh seseorang yang berprofesi sebagai chef atau bertugas menyiapkan makanan, mereka tak hanya harus menjaga kesehatan diri sendiri namun juga menjaga sesama dengan tidak menjadi karier penyebab penularan demam tifoid," jelas dia.

Kampanye #SantapAman dilakukan melalui edukasi mengenai pentingnya perlindungandiri terhadap penyakit tifoid di media dan media sosial @KenapaHarusVaksin. Vaksinasi tifoid dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan.

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya