6 Pernyataan Terkini Jokowi soal Kasus Covid-19 di Indonesia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyampaikan sejumlah perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 04 Des 2021, 06:29 WIB
Diterbitkan 04 Des 2021, 06:29 WIB
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di Hutan Mangrove Bali
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di Hutan Mangrove Bali

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyampaikan sejumlah perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya, Jokowi mengingatkan ancaman Covid-19 di Indonesia belum selesai, meski kasus virus Corona cenderung melandai.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta semua pihak untuk waspada terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron yang kini sudah terdeteksi sampai ke Singapura.

"Hati-hati yang namanya sekarang ancaman gelombang keempat varian Omicron. Hati-hati. Tadi pagi saya dapat kabar sudah sampai ke Singapura," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah di Bali, Jumat 3 Desember 2021.

Selain itu, berdasarkan perkiraan, kata dia, varian Omicron memiliki tingkat penularan lima kali lebih cepat dari varian Delta.

"Penularannya ini karena semua masih dalam proses studi, lebih menular dari varian Delta. Ingat varian Delta itu menyebar di Indonesia dalam waktu dua-tiga minggu semua langsung kena. Ini lebih cepat. Meskipun belum final, tapi perkiraan lima kali lipat lebih cepat," kata Jokowi.

Berikut 6 pernyataan terkini Jokowi terkait kasus Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Ingatkan Hati-Hati Ancaman Gelombang Keempat Covid-19

Jokowi Lantik Jenderal Andika Perkasa Sebagai Panglima TNI
Presiden Joko Widodo memimpin pelantikan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI di Istana Negara Jakarta, Rabu (17/11/2021). Jenderal Andika Perkasa menggantikan Panglima TNI sebelumnya Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun. (Foto: Agus Suparto/Biro Sekretariat Kepresidenan)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan ancaman Covid-19 di Indonesia belum selesai, meski kasus virus corona cenderung melandai.

Dia meminta semua pihak untuk waspada terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron yang kini sudah terdeteksi sampai ke Singapura.

"Hati-hati yang namanya sekarang ancaman gelombang keempat varian Omicron. Hati-hati. Tadi pagi saya dapat kabar sudah sampai ke Singapura," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah di Bali, Jumat 3 Desember 2021.

 


2. Jaga Perbatasan

Presiden Jokowi Tinjau Mangrove Convention Forest
Presiden Jokowi Tinjau Mangrove Convention Forest

Kemudian menurut Jokowi, Polda-polda yang berjaga di daerah perbatasan dengan negara lain meningkatkan kewaspadaan terhadap warga yang keluar masuk.

Pasalnya, kata dia, Covid-19 varian Omicron bisa dibawa dari orang asing maupun warga negara Indonesia (WNI).

"Utamanya tenaga kerja kita dari luar waktu masuk kembali pulang kampung, hati-hati," ucap Jokowi.

 


3. Sebut Varian Omicron Diperkirakan 5 Kali Lebih Menular dari Delta

Jokowi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat meninjau Gudang Beras Bulog , Jakarta, Rabu (25/2/2015). Pada kunjungan itu, presiden meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras tahun 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jokowi menyampaikan bahwa varian Omicron sudah masuk ke 29 negara. Berdasarkan hasil penelitian sementara, varian Omicron dinilai lebih menular dibandingkan varian delta. Namun, peneliti masih melakukan studi terkait varian Omicron.

"Ingat varian delta itu menyebar di Indonesia dalam waktu 2-3 minggu semua langsung kena. Ini lebih cepat. Meskipun belum final, tapi perkiraan 5 kali lipat lebih cepat dan kemungkinan besar juga bisa escape immunity," ucap dia.

"Artinya dia bisa masuk ke sela-sela antibodi kita yang sudah imun dia bisa menerobos. Hati-hati ini," sambung Jokowi.

 


4. Ingatkan Bisa Berdampak ke Ekonomi

Jokowi Bicara Perkembangan Fintech di IMF-Bank Dunia 2018
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati saat ini Omicron belum masuk ke Indonesia, Jokowi mengingatkan semua untuk berhati-hati terhadap potensi penularan varian tersebut.

Sebab, lanjut dia, apabila masuk ke Indonesia, dapat berdampak kepada perekonomian nasional.

"Karena yang namanya pandemi ini bisa berefek ke beberapa negara itu ke ekonomi jatuh. Ekonomi jatuh itu bisa berimbas ke pada politik, hati-hati," ujar Jokowi.

 


5. Minta Panglima dan Kapolri Gencarkan Vaksinasi Covid-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam video sambutan di Opening Ceremony Presidensi G20, Rabu (1/12/2021) malam.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam video sambutan di Opening Ceremony Presidensi G20, Rabu (1/12/2021) malam.

Jokowi pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto semakin menggencarkan vaksinasi Covid-19.

Dia ingin vaksinasi di Indonesia segera diselesaikan, menyusul munculnya Covid-19 varian Omicron dari Afrika Selatan.

Berdasarkan studi di Afrika Selatan kata dia, 87 persen pasien yang dirawat karena terpapar varian Omicron belum menerima vaksin Covid-19.

Sementara itu, 70 persen pasien merupakan anak-anak dibawah empat tahun dan sebagian besar yang meninggal dunia adalah pasien diatas 60 tahun.

"Oleh sebab itu, saya minta ini sekali lagi Pak Kapolri dan seluruh jajaran. Panglima TNI beserta semua jajaran vaksinasi ini segera kita selesaikan, secepat-cepatnya. Artinya terus, digencarkan terus," papar Jokowi.

Dia menyampaikan hingga kini total sudah 240 juta dosis vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke masyarakat Indonesia. Rinciannta, 67,8 persen vaksin dosis pertama dan 46,9 persen vaksin dosis kedua.

"Masih jauh dari keinginan kita untuk masuk ke dosis pertama dan kedua itu sudah ke 70 persen. Ini masih butuh kerja keras," kata Jokowi.

Dia menyebut ada 15 provinsi dengan tingkat vaksinasi di bawah 60 persen dan harus digencarkan. Mulai dari, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Tenggara, Aceh, dan Papua.

 


6. Perkuat Tracing

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau vaksinasi COVID-19 massal Tahap I bagi 6.000 Tenaga Kesehatan Wilayah DKI Jakarta di Istora Senayan Jakarta pada Kamis, 4 Februari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Disamping itu, Jokowi juga memerintahkan testing dan testing (penulusuran) pasien Covid-19 segera diperkuat.

Dia mengingatkan agar pasien yang terkonfirmasi positif langsung diisolasi agar penyebaran virus tak semakin meluas.

"Saya minta testing dan tracing ini segera diperkuat sehingga ketemu segera isolasi, ketemu segera dikarantina," ucapnya.

Menurut dia, 17 kabupaten/kota di delapan provinsi mengalami kenaikan kasus Covid-19 selama 2 hingga 3 minggu terakhir. Jokowi meminta agar kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun segera diantisiapasi.

"Walaupun masih hitungan puluhan per minggu tapi tetap harus segera diantisipasi. Karena larinya ini nanti bisa tadi ke keamanan, bisa ke politik, bisa ke ketertiban masyarakat, semuanya," tegas Jokowi.


Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya