BNPB: Kejadian Bencana 2021 Turun, Tapi Korban Jiwa Meningkat

Angka kematian imbas bencana di Indonesia pada 2021 mengalami kenaikan. Padahal BNPB mencatat di tahun ini kejadian bencana justru mengalami penurunan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 31 Des 2021, 17:07 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 17:07 WIB
Ilustrasi bencana erupsi gunung semeru (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi bencana erupsi gunung semeru (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian imbas bencana di Indonesia pada 2021 mengalami kenaikan. Padahal BNPB mencatat di tahun ini kejadian bencana justru mengalami penurunan.

"Jadi jumlah kejadian bencana turun tapi dampaknya naik. Kita lihat yang meninggal dunia itu naik 76,9 persen dari tahun 2020 376 menjadi 665 jiwa," kata Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan dalam konferensi pers daring, Jumat (31/12/2021).

Kenaikan bukan hanya dari sisi korban jiwa, korban luka-luka pun turut mengalami kenaikan. Dari semula di tahun 2020 hanya 619 orang, di 2021 meroket menjadi 14.116 orang.

"Cukup signifikan kenaikannya," ujar Lilik.

Sementara jika dibanding tahun 2020, di tahun ini total jumlah pengungsi juga mengalami kenaikan 24 persen. Dari 6.796.334 jiwa jadi 8,4 juta.

Sementara, Lilik Kurniawan menyebut, insiden bencana yang melanda Indonesia di 2021 mengalami penurunan jika dibanding tahun sebelumnya. BNPB mencatat jumlah kejadian bencana di 2021 sebanyak 3.092 bencana.

"Ternyata pada 2021 jumlah kejadian bencana di Indonesia itu Alhamdulillah turun dari 4.649 di 2020 menjadi 3.092 di 2021," ujar Lilik.

Lilik menerangkan, kejadian bencana di 2021 didominasi oleh bencana hidrometeorologi, yakni banjir, cuaca ekstrem dan longsor. Hal ini sekaligus menunjukkan kuatnya efek fenomena cuaca yang dikenal sebagai La Nina bagi Tanah Air.

"Bencana paling banyak di 2021 adalah banjir. Kejadiannya ada 1.298 dari total 3.092," katanya. 

 

Wilayah yang Banyak Kejadian Bencana

Sementara kejadian bencana paling banyak dialami oleh Jawa Barat, Jawa Tengah dan Aceh. Termasuk juga sejumlah provinsi di Kalimantan.

Lilik menyebut biasanya setiap tahun kejadian bencana banyak terjadi di Kalimantan Selatan, namun tahun ini justru di Kalimantan Tengah dan Barat.

"Apa artinya? Kalau kita sambungkan dengan La Nina maka sebenarnya La Nina ini memperparah kejadian bencana," kata Lilik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya