Perang Teluk II Diperkirakan Akhir Februari

Pengerahan armada perang Amerika Serikat dan sekutunya ke Teluk bukanlah sekadar perang urat syaraf. AS diperkirakan menyerang Irak akhir Februari dengan tujuan menjatuhkan Saddam Hussein.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Jan 2003, 20:42 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2003, 20:42 WIB
280103cDialog.jpg
Liputan6.com, Jakarta: Amerika Serikat dan sekutunya diperkirakan akan menyerang Irak akhir Februari mendatang. Bila itu terjadi, dipastikan Irak dapat dikuasai kurang dari dua pekan. Namun bisa saja perang tidak terjadi bila Presiden Saddam Hussein mundur atau keluar dari negaranya. Sebab, pada dasarnya pengerahan sekitar 150 ribu tentara AS ke Teluk adalah untuk menurunkan Saddam dan menggantinya dengan rezim baru. Prediksi tersebut dikemukakan Ninok Leksono yang menulis disertasi doktoralnya tentang strategi perang, dalam dialog Liputan 6 SCTV yang dipandu Rosianna Silalahi, Selasa (28/1).

Dari kalkulasi peralatan perang, persenjataan, dan jumlah serdadu, Irak sebenarnya bukan untuk diperbandingkan dengan kekuatan AS dan sekutunya. Sistem persenjataan Irak dipastikan sudah lumpuh. Memang, sebelum Perang Teluk 1991, Irak termasuk negara yang mempunyai sistem persenjataan yang kuat di dunia karena saat itu didukung Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris. Namun, kini menurut Ninok membandingkan AS dan Irak seperti David dan Goliat.

Kendati demikian menurut Ninok, bukan berarti Irak akan mudah ditundukkan begitu saja oleh kekuatan AS dan sekutunya. Pasalnya, kemungkinan Irak akan memancing tentara AS masuk ke wilayah daratan sehingga terjadi perang kota. Dengan demikian, nantinya sekitar 375 ribu tentara Garda Republik akan berbaur dengan warga sehingga akan terjadi duel satu lawan satu antara tentara AS dengan prajurit Irak.

Ninok yang juga wartawan harian KOMPAS ini menilai penting rencana pidato kenegaraan Presiden AS George W. Bush yang akan dibacakan, Rabu besok. Pidato tersebut diperkirakan akan meyakinkan warga AS dan negara-negara sekutunya dalam menyerang Irak. Maklum, seperti Prancis, Jerman, dan Kanada terang-terangan menolak mendukung serangan militer atas Irak.(YYT)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya