Liputan6.com, Jakarta - Galaksi Bullseye, yang secara resmi bernama LEDA 1313424, berhasil menarik perhatian para peneliti karena strukturnya yang unik. Galaksi ini terletak pada jarak sekitar 567 juta tahun cahaya dari Bumi dan dikelilingi oleh sembilan cincin konsentris yang menakjubkan.
Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal The Astrophysical Journal Letters baru-baru ini. Melansir laman Science Alert pada Jumat (07/02/2025), para astronom menyimpulkan bahwa cincin-cincin tersebut terbentuk akibat peristiwa tumbukan dahsyat dengan sebuah galaksi katai biru yang melesat menembus pusat LEDA 1313424.
Advertisement
Tumbukan ini menciptakan gelombang kejut yang merambat ke luar angkasa, menyebabkan kompresi gas dan debu yang kemudian memicu pembentukan cincin. Fenomena ini dikenal sebagai galaksi cincin gelombang kejut, yang berbeda dengan galaksi cincin akibat resonansi gravitasi.
Advertisement
Baca Juga
Tidak jauh dari Galaksi Bullseye, para astronom menemukan sebuah galaksi lebih kecil yang terlihat dalam citra cahaya tampak yang diperoleh dari Teleskop Luar Angkasa Hubble. Pengamatan lebih lanjut menggunakan Keck Cosmic Web Imager (KCWI), yang dioptimalkan untuk panjang gelombang biru tampak, menunjukkan bahwa galaksi kecil ini tidak hanya berada dekat dengan Bullseye (sekitar 130.000 tahun cahaya), tetapi juga terkait secara fisik.
Penemuan ini memberikan bukti unik yang belum pernah ditemukan sebelumnya, yaitu bahwa material galaksi dapat berpindah dari satu galaksi ke galaksi lainnya. Cincin-cincin yang mengelilingi Galaksi Bullseye adalah wilayah dengan kepadatan materi lebih tinggi, di mana gas dan debu bintang terdorong oleh gelombang kejut dari tumbukan.
Akibatnya, daerah ini menjadi tempat kelahiran bintang-bintang baru yang cahayanya membuat cincin-cincin tersebut bersinar terang. Cincin terluar yang ditemukan tergolong redup dan hanya terlihat dalam citra KCWI.
Cincin ini terbentuk pada jarak yang cukup jauh dari inti galaksi, menunjukkan bahwa efek tumbukan menyebar secara luas. Secara keseluruhan, Galaksi Bullseye memiliki diameter mencapai 250.000 tahun cahaya, jauh lebih besar dibandingkan galaksi kita, Bima Sakti, yang berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya.
Formasi cincin ini menyerupai pola riak di air ketika sebuah batu dilempar ke dalam kolam, menunjukkan pola penyebaran gelombang kejut secara radial. Data menunjukkan bahwa cincin pertama dan kedua menyebar dengan cepat, sementara cincin-cincin berikutnya terbentuk lebih lambat, sesuai dengan prediksi teori tumbukan galaksi yang telah ada.
Kecepatan ekspansi dan tingkat kecerahan masing-masing cincin memberikan wawasan baru tentang interaksi gravitasi dan pembentukan struktur dalam galaksi pasca-tumbukan. Data yang diperoleh dari Galaksi Bullseye memungkinkan para astronom untuk menyempurnakan model dan teori mereka tentang bagaimana tumbukan galaksi terjadi dan bagaimana gelombang kejut berperan dalam pembentukan struktur kosmik.
Selain itu, para peneliti berharap bahwa dengan teleskop generasi mendatang, seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) dan Vera C. Rubin Observatory, mereka dapat menemukan lebih banyak lagi galaksi cincin yang tersembunyi di luasnya alam semesta. Dengan teknologi yang semakin maju, pemahaman manusia tentang dinamika galaksi dan evolusi alam semesta akan semakin berkembang.
(Tifani)