Liputan6.com, Jakarta - Stok minyak goreng kemasan kembali merebak di pasaran. Hal ini terjadi pasca pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET) dan mengembalikannya kepada pasar. Namun hal tersebut malah membuat hadirnya para pedagang minyak dadakan.
"Ditemukan di lapangan cukup banyak pedagang (minyak goreng) dadakan, reseller dan pelaku usaha yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah, jadi sementara ini temuan kami lebih personal pelaku usaha," Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika kepada awak media, Rabu (23/3/2022).
Terlepas dari temuan tersebut, Helmy melanjutkan, pihaknya akan berjaga-jaga agar tidak ada implikasi terhadap bahan pokok pangan lainnya. Hal ini mengingat momentum bulan puasa yang akan hadir kurang dari dua pekan mendatang.
Advertisement
"Kami telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait termasuk dengan asosiasi-asosiasi dan para pelaku usaha, bagaimana memaksimalkan produktivitasnya, percepatan distribusi dan memangkas rantai pasok agar ketersediaan aman," jelas dia.
Ancaman Kenaikan Harga
Terkait ancaman kenaikan harga bahan pokok, jenderal bintang dua ini menilai hal itu disebabkan tingginya permintaan dan kosongnya barang. Oleh karena itu, demi mengendalikan harga supaya tetap stabil maka ketersediaan komoditas barang di pasar menjadi kunci.
"Kenaikan harga bahan pokok pangan menjelang lebaran lebih disebabkan karena naiknya permintaan, sehingga bila permintaan naik sementara ketersediaan kurang dan distribusi tidak lancar maka harga akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, Maka untuk meminimalisir kenaikan tersebut distribusi harus lancar sehingga harga akan terkendali dan terjangkau oleh masyarakat," Helmy menutup.
Advertisement