Menko PMK : Secara De Facto, Indonesia Sudah Menuju Endemi

Muhadjir Effendy menyatakan, Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi Covid-19 menuju fase endemi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 12 Mei 2022, 15:52 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 15:52 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi Covid-19 menuju fase endemi.

Menurut dia, hal itu didasari oleh sejumlah indikator dan dari data yang ada. Misalnya, soal angka kasus aktif Covid-19 sampai angka kematian.

"Intinya pokoknya dilihat dari angka kasus aktif, positivity rate, tingkat okupansi rumah sakit, kemudian angka kematian sekarang sudah ada tanda-tanda bukan tertinggi dari penyakit yang ada," kata Muhadjir dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).

Dia menyatakan, berdasarkan survei internal yang telah dilakukan Kemenko PMK di 18 Rumah sakit DKI Jakarta pada bulan Februari 2022, saat ini angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah turun di peringkat ke-14.

"Yang paling tinggi kematian itu kanker, kemudian pneumonia, peneumonia non spesifik, dan sekarang Covid-19 yang meninggal sudah di ranking 14. Jadi sudah bukan lagi ancaman," jelas Muhadjir.

Meskipun memang kasus Covid-19 sudah semakin membaik, dia meminta masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Mengingat kasus meninggal dan yang terjangkit juga masih ada.

"Tetapi dilihat dari beberapa indikator itu kita sebetulnya de facto (secara fakta) sudah menuju ke endemi," kata Muhadjir.

Dia mengatakan, transisi pandemi ke endemi ini dipertaruhkan paling tidak dua minggu setelah Idul Fitri. Apabila pasca Idul Fitri tidak ada tambahan kasus yang signifikan, maka menurutnya, Covid-19 di Indonesia akan segera menjadi endemi.

"Taruhannya setelah libur tahunan ini. Kalau nanti setelah Idul Fitri, 2 minggu atau 3 minggu nanti tidak ada kenaikan kasus. Maka kita optimis segera transisi ke endemi," kata Muhadjir.

 

Kasus Covid-19 Rabu 11 Mei 2022

Masih terus dilaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia di Indonesia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Berdasarkan laporan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, kasus positif Corona bertambah 400 orang pada hari ini, Rabu (11/52022).

Total akumulatifnya ada 6.049.541 orang di Indonesia hingga saat ini terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Kasus sembuh pada hari ini ada penambahan 916 orang. Sehingga total akumulatif terdapat 5.887.786 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 di Indonesia sampai saat ini.

Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 8 orang pada hari ini. Jadi sampai kini total akumulatifnya sebanyak 156.424 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Selasa 10 Mei 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Rabu (11/5/2022) pada jam yang sama.

 

Terkendali

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelskan, meskipun adanya momen Lebaran, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia tetap berjalan dengan baik dan terkendali. Terbukti, rawat inap secara nasional terus turun hingga 97 persen serta kematian turun hingga 98 persen.

"Hingga hari ini kondisi dan situasi pandemi Covid-19 dalam kondisi yang begitu baik. Bila dilihat secara nasional, sudah 25 hari berturut-turut kasus harian kita berada di bawah 1.000 dan hari berturut-turut kasus harian di bawah 500. Gambaran baik lainnya terlihat pada rawat inap secara nasional yang terus turun hingga 97 persen," ujar Luhut Binsar Pandjaitan dalam Konferensi Pers, Senin 9 Mei 2022.

Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit juga sangat rendah hanya 2 persen dari keseluruhan bed yang tersedia. Selain itu kasus kematian juga turun hingga 98 persen yang disebabkan oleh varian Omicron dan positivity rate berada di bawah 0,7 persen.

"Berdasarkan data-data tersebut kami meyakini bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia di tengah momen libur IdulFitri hingga saat ini masih terkendali," ujarnya.

Secara khusus untuk wilayah Jawa dan Bali, dirinya mengungkapkan bahwa perkembangan pandemi juga terus menunjukka tren penurunan yang sangat signifikan dalam semua aspek seperti kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit hingga tingkat kematian di hampir seluruh provinsi Jawa dan Bali. Seluruh Provinsi di Jawa Bali hingga hari ini mengalami penurunan kasus mencapai 99 persen dibandingkan puncak kasus Omicron beberapa waktu yang lalu.

"Seiring dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19, langkah-langkah relaksasi PPKM akan terus dilakukan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut," terang Luhut.

 

Pertumbuhan Ekonomi Membaik

Selain itu, Menko Luhut mengungkapkan bahwa kondisi pandemi yang terus membaik ini juga terjadi berkat langkah-langkah pengendalian yang dilakukan secara efektif sehingga juga tetap menjaga kinerja perekonomian Indonesia hingga hari ini.

Diketahui kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 tetap pada posisi yang kuat, tumbuh 5,01 persen, didukung oleh kinerja konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang solid meski dihadapkan pada tekanan varian omicron. Angka ini relatif baik dibandingkan dengan negara-negara dunia.

"Langkah efektif yang diambil oleh Pemerintah dalam penanganan pandemi ini juga memberikan dampak penurunan terhadap tingkat pengangguran yang semula berada pada posisi 6,26 persen pada periode bulan Februari 2021 menurun hingga posisi 5,83 persen pada periode bulan Februari 2022. Hal ini membawa dampak yang positif bagi pemulihan ekonomi di Indonesia," jelasnya.

Momen IdulFitri yang baru saja terjadi, memberikan pemulihan aktivitas ekonomi yang begitu tinggi dan mobilitas masyarakat juga terjadi sangat cepat pada periode tersebut.

Mobilitas masyarakat tercatat keluar rumah meningkat hingga 48,1 persen dibandingkan baseline. Selain itu Indeks Belanja Mandiri meningkat hingga 31 persen lebih tinggi dibandingkan puncak Lebaran tahun 2021 yang lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya