Ketua Umum 3 Parpol Tanda Tangani Nota Kesepaham KIB

Tiga ketua umum partai politik menandatangani nota kesepahaman dibentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jakarta, Sabtu (4/6/2022) malam.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 05 Jun 2022, 01:16 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2022, 01:16 WIB
Banner Infografis Golkar, PAN dan PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)
Banner Infografis Golkar, PAN dan PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Tiga ketua umum partai politik menandatangani nota kesepahaman dibentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jakarta, Sabtu (4/6/2022) malam.

Penandatanganan itu dilakukan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Penandatanganan juga disaksikan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar tingkat provinsi, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN dan PPP seluruh Indonesia.

"Kami tandatangani tadi nota kesepakatan atau nota kesepahaman," kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan seperti dilansir Antara.

Meski demikian, KIB masih membuka ruang untuk partai lain bergabung dalam koalisi.

"Deklarasi dilakukan nanti jelang tahap akhir," ujar Zulkifli.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan koalisi itu dibangun untuk menghentikan politik identitas, dan diharapkan masyarakat tidak terbelah serta untuk kepentingan rakyat yang bersatu.

"Ini masih ijab kabul atau menandatangani kerjasama yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu," kata Airlangga Hartarto.

Suharso Monoarfa menegaskan masing-masing ketua partai yang menginisiasi KIB telah memiliki pengalaman yang panjang. Dia mencontohkan Zulkifli Hasan pernah menjabat ketua MPR RI dan menteri, Airlangga Hartarto saat ini sebagai menteri koordinator bidang perekonomian terkait pemulihan ekononomi serta dirinya yang diamanatkan sebagai menteri yang merencanakan pembangunan Indonesia.

"Kami punya pengalaman yang bisa ditawarkan kepada rakyat Indonesia," ujar Monoarfa.

Tiga pimpinan partai politik itu juga menyepakati bahwa koalisi masih terbuka untuk partai politik lainnya yang ingin bergabung. Selain itu, mereka juga bersepakat jika koalisi belum akan membahas calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Klaim Punya Tokoh Terbaik

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengungkap salah satu tujuan terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) adalah mengusung kandidat calon presiden dan wakil presiden secepat mungkin, jelang Pilpres 2024. Koalisi tersebut digagas PAN, Golkar, dan PPP.

"Kita ingin menyampaikan bahwa ada budaya baru politik hari ini yang ingin dikemukakan dikedepankan oleh KIB ini bahwa tidak perlu menjelang pilpres baru kita tentukan siapa capres-cawapres kita. Kita akan lakukan sedini mungkin," kata Eddy kepada wartawan, Jakarta, Jumat 3 Juni 2022.

Menurut dia, semakin cepat mengusung kandidat, menjadi lebih baik. Sebab, kandidat dapat memberikan gagasan yang lebih luas mengingat waktu yang tersedia akan lebih banyak hingga Pilpres 2024.

Termasuk menghadirkan gagasan baru untuk menghapus polarisasi politik narasi "cebong" dan "kampret" yang terjadi pada pilpres sebelumnya.

"Kita juga akan memberikan gagasan-gagasan mulai sekarang menuju tahun 2024. Supaya jangan tarungnya cebong-kampret lagi ya jangan tarung ideologi lagi, kita tarungnya adalah gagasan program ide saya kira itu mungkin yang terbaik untuk Indonesia ke depannya," tutur Eddy.

Menurut dia, KIB masih membuka pintu untuk partai lain yang ingin bergabung dalam koalisi. Bahkan untuk partai non-parlemen sekalipun.

"Partai-partai lain pun kita sambut baik yang ada di parlemen maupun non-parlemen. Nah tetapi itu kan bagi partai-partai itu membutuhkan proses di internal kita dan di internal mereka kita hormati," kata Eddy.


Terbentuknya KIB

Golkar, PAN dan PPP mengumumkan nama koalisi Pemilu 2024 yang telah dideklarasikan Kamis (12/5). Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengungkap nama koalisi ini adalah Koalisi Indonesia Bersatu.

"Ketiga partai politik telah memiliki pengalaman dalam pemerintah dan dalam dinamika politik bangsa. Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi yang disebut Koalisi Indonesia Bersatu," kata Ace dalam keterangannya, Jumat (13/5/2022).

Koalisi ini terbentuk juga karena melihat Pemilu 2014 dan 2019 yang menyisakan polarisasi yang kuat meski pemilu telah usai. Maka itu, Golkar, PAN dan PPP membentuk koalisi lebih awal agar Pemilu 2024 tidak terjebak hal yang sama.

Ace mengatakan, koalisi ingin pemilu tarung gagasan, ide dan prestasi. Sebab tujuannya hanya satu, menjadikan Indonesia yang lebih Makmur dan lebih maju di masa depan.

 


Asal Muasal Nama

"Kalaupun ada persaingan, maka bentuknya harus friendly competition. Persaingan yang akan segera usai setelah pemilu juga usai. Karena kita butuh bersatu agar bisa bersama-sama membangun Indonesia," ujar Ace.

Maka itu, semangat tersebut dibawa dalam nama Koalisi Indonesia Bersatu. Nama ini juga merupakan gabungan simbol tiga partai

"Kalau dilihat-lihat sepintas lalu, kata bersatu itu juga merupakan gabungan dari simbol-simbol kami bertiga. BERingin lambangnya Golkar, SuryA (Matahari) Lambangnya PAN, dan BaiTUllah (Kakbah) Lambangnya PPP," ucap Ace.

"Jadilah kalau digabung menjadi Indonesia Bersatu. Filosofinya, sebuah harapan, menjadi sebuah koalisi yang berdiri kokoh, tumbuh kuat dan besar berkat sinar matahari, dan mendapatkan ridlo Allah SWT," pungkasnya.

Infografis Arah Tujuan dan Bentuk Kerja Sama Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Arah Tujuan dan Bentuk Kerja Sama Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya