Liputan6.com, Jakarta - Mendekati tahun politik, eskalasi menuju pemilihan presiden (Pilpres) 2024 kian menguat. Lembaga Survei turut menyemarakkan bursa calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) potensial pada 2024.
Kini, dalam sisa masa jabatan sekitar dua tahun, mencakup Pemilu yang digelar 14 Februari 2024, banyak indikasi dan fenomena menunjukkan menguatnya eskalasi politik. Semua ini terungkap jelas dalam pemberitaan dan wacana media cetak, media elektronik, dan media sosial
Baca Juga
Koordinator Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia, George Kuahaty, mengungkapkan, di antara nama-nama figur yang dapat menentukan arah dan peta politik Indonesia pada 2024, salah satunya adalah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Advertisement
Hal ini tampak dari beberapa kemunculannya bersama Presiden Joko Widodo maupun secara personal di beberapa event yang bernuansa politik. Dia mengemukakan, profil Moeldoko menarik untuk dicermati.
"Moeldoko, menjadi pembicaraan pasca-Rakernas ProJo, di Magelang, Jawa Tengah. Kendati masih spekulasi, tetapi sudah banyak pengamat yang membahas soal Moeldoko," ujar George Kuahaty memberikan keterangan melalui pesan aplikasi WhatsApp kepada media, Minggu (12/6/2022).
Lantas George menerangkan hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) Februari lalu yang menyebut nama Kepala KSP itu meraih elektabilitas pada posisi 2,5 persen. Ini artinya, nama Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) tersebut masih masuk hitungan.
"Ini artinya, nama Ketua Umum HKTI tersebut masuk hitungan. Menurut LSN, elektabilitas yang diperoleh Moeldoko murni karena hasil dari kemampuan, prestasi dan pengalaman dalam mengelola pemerintahan, tanpa adanya pengaruh atau naungan sosoknya di partai politik. Posisi Moeldoko juga diuntungkan lantaran dia berlatar belakang militer," terangnya.
Tunjukkan Loyalitas
Menurut George, selama menjabat KSP Ia selalu merespons isu-isu negatif yang ditujukan kepada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Selalu tetap memposisikan diri sebagai penyampai pesan pemerintah, dalam hal ini, selama dua periode jabatannya sebagai KSP, Moeldoko terlihat 'pasang badan', menunjukkan loyalitasnya kepada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Dia menilai, Moeldoko bukanlah tentara serampangan. Profil militer yang berpendidikan menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai negarawan. Hal itu ditunjukkan dengan mendirikan Islamic Centre di Raya Kayen, Bandar Kedungmulyo, Jombang, Jawa Timur sebagai bentuk gerakan sosial keagamaannya yang masih ia tekuni, selain mengembangkan pertanian dan pangan selaku Ketua Umum HKTI.
"Sampai sekarang citra Moeldoko masih tegas, bersih, nasionalis, sisa penguatan imej chemistry Moeldoko dengan Jokowi sudah terbangun cukup lama. Ibarat wild card politik, Moeldoko bagaikan misteri yang harus diikuti. Dapat saja menjadi 'kuda hitam' yang memutar fakta semua analisis politik dalam dua tahun ke depan," pungkasnya.
Advertisement