Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia. Salah satunya terkait naiknya kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Menurut Menkes Budi, puncak kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi akan terjadi pada minggu ketiga Juli 2022. Menurut dia, puncak gelombang varian baru biasanya terjadi 1 bulan usai penemuan kasus pertama.
"Jadi seharusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli kita akan melihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5A ini," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Senin 13 Juni 2022.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian, Menkes Budi memprediksi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menyentuh angka 20.000 per hari. Adapun kasus Covid-19 di tanah air bertambah 1.000 pada Rabu, 15 Juni 2022.
"Kira-kira nanti ya estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan, mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari," kata Budi Gunadi di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Kamis 16 Juni 2022.
Selain itu, menurut dia, lonjakan kasus akibat BA.4 dan BA.5 hanya sepertiga dari puncak varian Delta dan Omicron. Saat itu, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 60.000 per hari.
"Kami mempelajari polanya BA.4, BA.5 di negara lain seperti apa. Jadi, kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4, BA.5 masuk, puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," ucap Menkes Budi.
Berikut sederet penjelasan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terkait perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Laporkan 8 Kasus Omicron BA.4 dan BA.5, 4 Terdeteksi di Jakarta
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan ada delapan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Sebanyak lima kasus merupakan transmisi lokal di mana empat di antaranya terdeteksi di DKI Jakarta.
Adapun tiga kasus lainnya merupakan imported case atau berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Mereka datang dari Mauritius Afrika, Amerika, dan Brazil saat acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali.
"Nah, sisanya yang 5 adalah kasus transmisi lokal. 4 terdeteksi di Jakarta, 1 terdeteksi di Bali, yang bersangkutan adalah tenaga media juga yang datang dari Jakarta," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin 13 Juni 2022.
Berdasarkan pengamatan, kata dia, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Bali. Dia menyampaikan beberapa negara pun juga mengalami kenaikan kasus akibat subvarian BA.4 dan BA.5.
Kendati begitu, Budi menuturkan situasi Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal ini terlihat dari kasus konfirmasi positif Covid-19 yang masih kurang dari 20 per minggu per 100.000 penduduk.
Selain itu, positivity rate di Indonesia masih kurang dari 5 persen. Kemudian, angka reproduksi efektif juga berada di angka 1.
"Kita masih di angka 1,36 persen. Reproduksi efektif itu juga dikasih standar (oleh WHO) di atas 1 yang perlu dimonitor, kita di angka 1. Sehingga dari tiga indikator transmisi, Indonesia masih baik," ucap Budi.
Advertisement
2. Sebut Pasien BA.4 dan BA.5 yang Sudah Booster Bergejala Ringan
Kemudian, Menkes Budi melaporkan ada delapan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Sebanyak tujuh pasien di antaranya bergejala ringan atau tanpa gejala.
Menurut dia, tujuh pasien sudah mendapatkan vaksinasi booster atau dosis penguat. Sementara itu, satu pasien lainnya bergejala sedang dan belum vaksinasi booster.
"Dari 8 orang yang tertular BA.4 dan BA.5, hanya 1 orang yang bergejala sedang dan belum booster," kata Budi Gunadi.
"Tujuh lainnya sudah booster dan semua tanpa gejala atau gejala ringan," sambungnya.
Untuk itu, kata dia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar vaksinasi booster ditingkatkan. Terlebih, puncak gelombang BA.4 dan BA.5 diprediksi akan terjadi pada minggu ketiga Juli 2022.
"Arahan beliau (Presiden) yang pertama adalah satu, vaksinasi booster ditingkatkan terus karena kan sekarang sudah bulan Juni-Juli. Semua negara sudah siap-siap pada gelombang berikutnya," ujarnya.
3. Pastikan Kenaikan Kasus Covid-19 Imbas Subvarian BA.4 dan BA.5
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk RI. Temuan subvarian tersebut berimbas pada kenaikan kasus harian Covid-19 di Tanah Air. Bila di akhir Mei kasus Covid-19 sempat di angka 200-an, menilik beberapa hari belakangan, kasus positif sempat berada di angka 500 bahkan 600 dalam sehari.
Banyak yang menduga kenaikan kasus akibat libur Lebaran 40 hari yang lalu. Namun, Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa kenaikan kasus akhir-akhir ini terjadi karena adanya varian baru yakni BA.4 dan BA.5.
"Confirm, dipicu oleh varian baru. Ini juga terjadi di negara lain," kata Budi.
Memang pada libur Lebaran tahun lalu dan Natal dan Tahun Baru kemarin ada kenaikan kasus. Namun, kenaikan kasus terjadi pada hari 24-37.
Lalu, Budi juga mengatakan setiap ada lonjakan besar di suatu negara itu bukan karena Hari Raya Idul Fitri, tetapi karena ada varian baru.
Advertisement
4. Prediksi Puncak Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terjadi Pekan Ketiga Juli 2022
Kemudian, Menkes Budi mengatakan puncak kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada minggu ketiga Juli. Menurut dia, puncak gelombang varian baru biasanya terjadi 1 bulan usai penemuan kasus pertama.
"Jadi seharusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli kita akan melihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5A ini," kata Budi, Kamiis 16 Juni 2022.
Dia menyebut beberapa negara saat ini mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Budi menuturkan puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.
Selain itu, kata dia, kasus BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit juga hanya sepertiga dari kasus varian Delta dan Omicron. Sementara itu, kasus kematian akibat BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari Delta dan Omicron.
"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," terang dia.
5. Prediksi Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Akan Tembus 20.000 per Hari
Terakhir, Menkes Budi memprediksi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 menyentuh angka 20.000 per hari. Adapun kasus Covid-19 di tanah air bertambah 1.000 pada Rabu, 15 Juni 2022.
"Kira-kira nanti ya estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan, mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari," kata Budi.
Menurut dia, lonjakan kasus akibat BA.4 dan BA.5 hanya sepertiga dari puncak varian Delta dan Omicron. Saat itu, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 60.000 per hari.
"Kami mempelajari polanya BA.4, BA.5 di negara lain seperti apa. Jadi, kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4, BA.5 masuk, puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," jelasnya.
Kendati ada lonjakan kasus Covid-19, kata Budi, tingkat fatalitas atau kematian akibat BA.4 dan BA.5 jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta dan Omicron. Sehingga, dia memperkirakan kenaikan kasus paling tinggi akibat subvarian ini berada di angka 20.000 per hari.
"Yang kita perlu lihat adalah bahwa fatality ratenya atau kematiannya itu jauh lebih rendah mungkin 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron. Jadi, kita percaya bahwa nanti akan ada kenaikan kira-kira maksimalnya mungkin 20.000 per hari gitu," jelas Budi.
Advertisement