Puan Maharani: Bung Karno Arsitek Pembangun Jembatan Bangsa-Bangsa

Puan Maharani menceritakan bagaimana Bung Karno mendapat julukan sebagai arsitek pembangunan jembatan bangsa-bangsa.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Jul 2022, 12:53 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2022, 12:33 WIB
Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Tahlil dan Gema Sholawat Cinta Tanah Air, Haul Bung Karno ke 52
Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Tahlil dan Gema Sholawat Cinta Tanah Air, Haul Bung Karno ke 52. (Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bercerita, bagaimana Bung Karno mendapat julukan sebagai arsitek bangsa-bangsa. Menurut dia, julukan itu muncul ketika presiden pertama Indonesia itu mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Berlin.

Bung Karno pernah bercerita, saat beliau dianugerahi gelar doktor honoris causa dalam hal teknikal science Universitas Berlin. Bung Karno bertanya kepada Presiden Universitas Berlin, mengapa mereka ingin menganugerahi gelar itu kepadanya? Ternyata Presiden Universtias Berlin mengatakan, karena menurut mereka, Bung Karno telah membuat jembatan yang hebat sekali yaitu a bridge between nation,” kata Puan saat Diskusi Publik Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-Bangsa di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro Jakarta, Minggu (3/7/2022).

Puan melanjutkan, jembatan yang dibangun Bung Karno adalah jembatan yang menghubungkan bangsa-bangsa. Bung Karno dinilai berhasil menghubungkan para bangsa untuk dapat bergaul antarsatu sama lain dengan cara yang akrab. 

“Menurut saya, Bung Karno aktif membangun jembatan antarbangsa, di situlah beliau menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru,” ujar Puan menjelaskan.

Puan meyakini, bangsa Indonesia dapat melacak semangat Bung Karno untuk membangun tatanan dunia baru sesuai dengan keinginannya sejak muda untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. 

“Jika kita membaca pleidoi Bung Karno yaitu Indonesia menggugat pada 1930 yang menentang kolonialisme dan imperialisme, dan kita membaca pidatonya di sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan pada 1 Juni 1945, menginginkan dasar falsafah dan ideologi negara Indonesia yang merdeka berdasarkan Pancasila, maka terlihat kesinambungan pemikiran tentang tatanan dunia baru yang beliau perjuangkan,” ucap Puan menutup.

Puan Didoakan Jadi Presiden

Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani
Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Tahlil dan Gema Sholawat Cinta Tanah Air, Haul Bung Karno ke 52. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Ketua DPR RI Puan Maharani didoakan menjadi Presiden RI saat Haul Bung Karno di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Senin 20 Juni 2022. Ketua DPP PDIP ini merasa bersyukur didoakan memimpin Indonesia pada periode mendatang.

Awalnya, pendiri Syubbanul Muslimin, Hafidzul Hakiem Noer yang memimpin majelis, menyambut Puan yang akan menyampaikan pidato. Saat itulah, Puan didoakan Hafidzul terpilih sebagai Presiden pada Pilpres 2024.

"Beberapa minggu yang lalu beliau sempat ke Jawa Timur bertemu dengan para gus-gus di Jawa Timur sampai beliau diberi gelar Ning Puan Maharani. Mungkin tahun ini sudah gelarnya Ning, 2024 bisa jadi Presiden Republik Indonesia," Hafidzul Hakiem Noer.

Secara terpisah, Puan membenarkan soal doa tersebut. Dia menyampaikan rasa syukur telah didoakan sebagai calon presiden.

"Amin. Amin. Alhamdulillahi rabbil alamin," kata Puan.

Pada acara Haul Bung Karno, Puan merasa bersyukur telah dilantunkan doa untuk Proklamator Soekarno.

"Alhamdulillah bahwa menjelang haul besok 21 (Juni) hari wafatnya Bapak Soekarno, kita bisa berkumpul disini untuk melantunkan doa-doa yang terbaik bagi almarhum bapak Soekarno yang berjasa dalam memerdekakan bangsa ini," kata Puan.

Dia menyampaikan terima kasih kepada para peserta majelis yang hadir berdoa dalam Haul Bung Karno 52.

"Dan terima kasih atas kehadirannya, terima kasih atas doanya, dan kita berdoa bersama-sama, sehingga Insya Allah bangsa Indonesia ke depannya akan menjadi lebih baik, menjadi bangsa yang selalu bertoleransi, menjadi bangsa yang selalu bersatu, menjadi bangsa yang bisa mensejahterahkan rakyatnya," kata Puan.

Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya