Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkapkan, ada dua perusahaan farmasi yang tengah diselidiki Polri terkait kasus gagal ginjal akut. Penny menyebut, penyelidikan ini akan mengarah ke pidana.
"Yang penting juga dalam proses ini kami sudah mendapatkan dua industri farmasi yang akan kami tindaklanjuti menjadi pidana," kata Penny saat jumpa pers dilihat dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/10/2022).
Baca Juga
Dia menjelaskan, BPOM melalui kedeputian IV bekerja sama dengan Polri untuk menyelidiki dua industri farmasi itu. Penny meyakini penyelidikan ini bakal menuju pada perkara pidana.
Advertisement
"Jadi kedeputian IV, yaitu kedeputian bidang penindakan dari BPOM sudah kami tugaskan untuk masuk ke industri farmasi tersebut berkerja sama dengan kepolisian dan akan segera melakukan penyidikan untuk menuju pada pidana perkara pidana," ucap dia.
Penny enggan menyebut nama dua perusahaan farmasi itu. Sebab, proses penyelidikan masih berlangsung.
"Sehingga untuk dua, dua industri farmasi mungkin saya tidak menyebutkan sekarang karena prosesnya masih berlangsung dan akan segera nanti tentu akan kami komunikasikan kepada masyarakat," ucap dia.
Menurutnya, produksi obat dari dua perusahaan dua farmasi itu terindikasi mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang tinggi. Hal ini diduga berimbas terhadap gagal ginjal akut.
"Karena ada indikasinya bahwa kandungan dari EG dan DEG di produknya itu tidak hanya dalam konsentrasi sebagai kontaminan tapi sangat-sangat tinggi, dan tentu saja sangat toxic dan itu bisa cepat diduga bisa mengakibatkan ginjal akut dalam hal ini," ujar dia.
Instruksi Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi arahan kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengenai kejadian gagal ginjal akut kepada anak-anak.
Presiden disebut meminta agar masyarakat terlindungi dari penggunaan obat-obatan yang dinilainya berbahaya.
"Kami update dulu kepada bapak presiden karena hari minggu kemarin bapak presiden khusus menelpon kami untuk memastikan bahwa masyarakat dilindungi dari obat obatan yang ada," jelas Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).
"Jadi prioritas bapak presiden adalah memastikan seluruh masyarakat terlindungi dari obat obatan ini, sambungnya.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) supaya teliti melakukan pengujian terhadap obat. Adapun pesannya menguji obat.
"Pesan pak presiden sangat jelas sekali untuk sangat berhati-hati, jadi kami BPOM dalam menguji mendampingi dan menguji obat-obatan ini berhati-hati sekali," ucap Budi.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement