Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Centre (IKAL SC), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, melayangkan, pertanyaan terbuka terkait konsesi perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Vietnam.
Menurut dia, draft konsesi yang diajukan oleh pihak Indonesia dan pihak Vietnam patutnya bisa dijabarkan dan transparan.
Baca Juga
"Saya sebagai pengamat maritim dan juga pendiri serta Pengurus dari Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Ahli Keselamatan dan Keamanan Maritim Indonesia (AKKMI) tentu saja mempertanyakan langkah itu. Apakah Kemenlu melibatkan DPR RI khususnya Komisi I dan kalangan publik? Pemerintah jangan terkesan tidak transparan dalam hal ini," kata Marcellus dalam keterangan pers diterima, Minggu (30/10/2022).
Advertisement
Marcellus menambahkan, sejumlah hal patut dipertimbangkan seperti dari segi ekonomi dan kedaulatan negara. Sebab, penetapan batas wilayah negara terhubung dengan kekayaan perikanan laut Indonesia yang berlimpah.
"Kedaulatan pangan menjadi tujuan yang harus selalu disuarakan oleh Pemerintah Indonesia dalam upaya menjaga keamanan pangan untuk masyarakat," saran dia.
Jangan Tergesa-gesa
Marcellus mewanti, Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki potensi kekayaan yang berasal dari sumber daya alam kemaritiman yang sangat besar yang belum dikelola secara maksimal sampai dengan saat ini.
"Saya berharap pemerintah tidak tergesa-gesa dalam mengajukan konsesi perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Vietnam. Karena kita sama memahami bahwa jika membahas mengenai ZEE itu, maka memang kita membahas mengenai laut internasional. Dimana disana hak kita hanya bisa melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan konservasi," dia menandasi.
Advertisement