Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terus berupaya menekan angka pernikahan dini melalui gerakan 'Jo Kawin Bocah'.
Ganjar kampanyekan program Pemprov Jateng tersebut ke ribuan pelajar yang hadir di Stadion Manahan, Solo, Jateng dalam rangka Festival Pelajar Nusantara 2022.Â
Baca Juga
"Tentu saja saya kampanyekan juga agar anak-anak muda itu menyiapkan masa depannya dengan baik dan kita sedang membuat gerakan Jo Kawin Bocah agar pernikahan dini anak ini juga bisa kita kurangi," kata Ganjar di lokasi, Senin (31/10/2022).Â
Advertisement
Lebih lanjut Ganjar mengatakan, pihaknya menyiapkan generasi emas melalui langkah-langkah edukasi dan ruang kreatif di kampanye 'Jo Kawin Bocah' ini. Kepada pelajar, Ganjar mengingatkan pentingnya pendidikan tinggi, khususnya sebelum usia matang menikah.Â
"Negara memberikan aset pendidikan bagus sampai dengan beasiswa, bahkan sampai s3, bahkan di seluruh dunia. Seperti LPDP itu ya," kata Ganjar.Â
Menurut Ganjar, merdeka belajar bisa menjadi salah satu indikator dalam mencegah pernikahan dini. Dengan merdeka belajar, Ganjar berkomitmen terus menyediakan ruang bagi pelajar untuk terus berkembang.Â
"Seluruh potensi paling banyak bisa dikeluarkan, sehingga ruang-ruang ini bisa kita pakai sebagai ruang apresiasi kepada mereka," kata Ganjar.Â
Ganjar pun mengajak para pelajar untuk menjadi juru kampanye 'Jo Kawin Bocah' di lingkungannya masing-masing. Ganjar berharap, pernikahan dini bisa dicegah dan anak-anak muda semakin antusias dalam belajar setinggi-tingginya.Â
"Anak-anak muda ini kita ajak untuk mereka menjadi jurkam (juru kampanye) juga di kelompoknya sendiri. Biasanya kalau antusiasnya sama, kemudian sekolahnya sama, mereka akan punya rasa psikologis yang sama juga, sehingga komunikasinya lebih bagus," katanya.Â
Â
Ajak Anak Muda Cintai Budaya
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga mengajak anak muda mencintai kebudayaan bangsa seiring dengan upaya mencapai cita-cita. Ganjar pun berpesan kepada para guru untuk mendampingi mereka dalam menggadapi gangguan seperti narkoba, terorisme, dan lainnya.Â
"Tapi tidak hanya pada pelajar, gurumya pun kita titipi agar mereka bisa menyaring, jangan ikut terlibat," kata Ganjar.Â
Sebagai informasi, gerakan 'Jo Kawin Bocah' berhasil menurunkan angka kematian ibu hamil akibat pernikahan dini di Jateng. Pada 2017, jumlah kasus kematian ibu sebanyak 475 kasus. Angka ini menurun dibandingkan 2016 yang mencapai 602 kasus.Â
Angka tersebut terus turun menjadi 421 kasus pada 2018. Kemudian pada 2019, kasusnya kembali menurun menjadi 416.
Advertisement