Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mendorong pemerintah agar terus mengingatkan masyarakat untuk menjalani vaksinasi dosis ketiga (booster). Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 November 2022 cakupan vaksinasi dosis ketiga baru mencapai 27,83%.
Terkait segala faktor penyebab lambatnya vaksinasi booster, seperti keterbatasan stok vaksin di daerah, Charles mengatakan pemerintah secepatnya harus mencari jalan keluar. Karena lagi-lagi laju vaksinasi harus berkejaran dengan laju penyebaran virus yang semakin cepat akibat subvarian XBB.
Baca Juga
2 Desa di Brebes Sempat Terblokir Longsor, DPR RI Minta BNPB Siaga 24 Jam
Beri Dampak Besar pada Pendidikan, Novita Hardini Tolak Kenaikan PPN 12 Persen pada Sekolah Berstandar Internasional
Melly Goeslaw Sosialisasikan RUU Hak Cipta sebagai Anggota DPR RI, Berharap Bisa Melindungi Hak Kekayaan Intelektual
Seperti diketahui bersama, wabah Covid-19 belum sepenuhnya hilang di Indonesia. Di Ibukota Jakarta, angkanya sempat mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada beberapa hari belakangan ini. Munculnya virus varian baru menjadi salah satu yang patut mendapat perhatian serius.
Advertisement
Charles Honoris juga meminta pemerintah segera menyiapkan skenario terburuk jika virus varian baru Omicron XBB semakin mengancam masyarakat.
"Pemerintah juga harus kembali menyiapkan skenario terburuk jika dalam waktu dekat peningkatan angka kejadian dan kematian akibat Omicron XBB ini meningkat secara eksponensial. Apabila langkah pembatasan sosial harus kembali dijalankan demi meredam penularan, maka hal tersebut harus dipersiapkan dengan matang, baik secara teknis di lapangan maupun cara komunikasi kepada publik," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan, Jumat (4/11).
Evaluasi Kegiatan Pengumpulan Massa
Selain skenario antisipasi ledakan kasus, Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP ini juga meminta pemerintah mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan pengumpulan massa dalam jumlah besar, yang kian marak di akhir-akhir tahun ini. Terlebih jika dalam kegiatan tersebut penegakan Prokes sulit untuk diterapkan.
Pada prinsipnya, Charles menyampaikan segala langkah kebijakan antisipasi terhadap potensi ledakan Omicron XBB harus dikaji secara matang dan memerhatikan banyak faktor secara komprehensif.
"Sehingga bisa meminimalisir potensi kerugian yang dialami masyarakat luas. Karena dalam penanggulangan wabah kesehatan, keselamatan rakyat adalah di atas segalanya," pungkas Charles Honoris.
Advertisement
Update Covid-19 per 7 November 2022
Kasus COVID-19 masih mengalami penambahan di atas 3 ribuan. Senin, 7 November 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 3.828.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.525.120 terhitung sejak Maret 2020.Â
Kasus meninggal masih menunjukkan penambahan yang tinggi. Tercatat, pada 7 November 2022, sebanyak 42 orang meninggal dunia sehingga akumulasi kasus kematian akibat COVID-19 menjadi 158.871.
Kasus kematian terbanyak dilaporkan dari Jawa Tengah dengan 10 orang meninggal. Bali menyusul dengan 5 orang wafat. DKI Jakarta dan Jawa Timur hari ini sama-sama melaporkan 4 kematian.
Sementara itu, untuk penambahan kasus positif terbanyak terjadi di DKI Jakarta (1.345), Jawa Barat (534), Jawa Timur (507), Banten (507), dan Jawa Tengah (365).
Â
(*)