Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus menuturkan, acara relawan Nusantara Bersatu hanya menjaga Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Deddy menilai acara tersebut digelar tidak pada waktu yang tepat.
Deddy meminta para relawan menjaga kehormatan presiden. PDIP sebagai partai pengusung selalu mendukung dan membela Jokowi. Tetapi relawan asyik bermanuver untuk politik kekuasaan yang merugikan mantan gubernur DKI Jakarta itu.
"Karena itulah saya minta jangan lagi menjebak Pak Jokowi, beliau Presiden RI dan bukan Presiden Relawan. Jangan demi ambisi kekuasaan dan materi, para relawan melakukan manuver-manuver yang di luar ruang lingkupnya sehingga malah merugikan kewibawaan Pak Jokowi," ujarnya, Minggu (27/11/2022).
Advertisement
Deddy mengingatkan para relawan tidak seret Jokowi ke manuver Pilpres. Supaya Pilpres 2024 tidak dituduh berpotensi curang karena manuver relawan yang mengesankan Jokowi memiliki preferensi tertentu.
Baca Juga
"Kami akan terus mengawal Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan dan memastikan bahwa Pilpres 2024 akan menghasilkan kepemimpinan nasional yang selaras dan menuntaskan visi Presiden Jokowi," ujar Deddy.
PDI Perjuangan sebagai Partai asal Jokowi, lanjut dia, telah terbukti konsisten menjaga dan mendukung pemerintahan secara tuntas, dan kami akan membuat perhitungan dengan pihak-pihak dan para petualang politik yang merugikan martabat Presiden," ujar Deddy.
Deddy juga menyindir relawan Presiden Joko Widodo yang menggelar acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11). Deddy mengatakan, relawan harusnya turun membantu rakyat. Apalagi ada masyarakat yang terdampak bencana gempa Cianjur.
"Kalau mengaku relawan sejati, harusnya turun ke bawah membantu rakyat, termasuk menangani dampak bencana gempa Cianjur, bukan malah menabrak aturan menggunakan Stadion Utama GBK yang seharusnya terlarang sebagaimana disampaikan oleh Menpora," ujar Deddy.
Turun Gempa Cianjur
"Saat ini bangsa Indonesia masih berduka karena gempa Cianjur, banyak orang yang masih berada dipengungsian dan belum semua korban ditemukan, masa para elit relawan haus kekuasaan itu lebih asyik bicara Pemilu hingga lupa tanggung jawab sejati sebagai relawan," tegasnya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini mengatakan, GBK seharusnya tidak boleh digelar acara relawan tersebut. Apalagi ada pelarangan pemakaian GBK hingga penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun 2023.
Deddy menilai para inisiator kegiatan tersebut telah menjebak Presiden Jokowi. Sebab para inisiator tersebut tahu Jokowi tidak akan mengelak jika relawannya memanggil.
"Saya yakin Pak Jokowi terpaksa datang ke acara itu, bukan kemauan beliau," kata Deddy.
Maka itu Deddy meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan evaluasi dua inisiator tersebut yang saat ini menjabat Komisaris di PLN dan anak perusahaan PGN. Kedua orang tersebut telah menjatuhkan marwah dan martabat Presiden, harus ada sikap tegas dari Menteri BUMN.
"Saya akan mempertanyakan hal ini dalam rapat resmi di Komisi VI DPR RI, tidak boleh dibiarkan," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat. Menurutnya, ciri pemimpin tersebut terlihat dari dari penampilan dan wajahnya.
"Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya. Itu kelihatan dari penampilannya itu kelihatan," kata Jokowi di acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Jokowi berkata, pemimpin yang memikirkan rakyat banyak kerutan di wajahnya. Selain itu, rambut pemimpin tersebut berwarna putih.
"Banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada," kata Jokowi.
Jokowi bilang hati hati dengan calon pemimpin yang mukanya mulus. Dia kembali berkata, pilih pemimpin yang rambutnya putih.
"Saya ulang jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya clink bersih, tidak ada kerutan di wajahnya hati hati, lihat juga lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," kata Jokowi.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement