Dana APBD Ngendap di Bank Rp278 Triliun, Jokowi Minta Segera Belanjakan

Jokowi mengingatkan bahwa realisasi belanja pemerintah daerah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 30 Nov 2022, 13:06 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2022, 13:06 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan laporan dari Kepala BNPB Doni Monardo tentang gempa Magnitudo 6,1 yang terjadi di Jawa Timur, 10 April 2021 kemarin. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta pemerintah daerah untuk segera membelanjakan uang ABPD yang masih mengendap Rp278 triliun di bank. Dia heran saat ini dunia sedang berada dalam situasi sulit, namun uang APBD di bank tidak dibelanjakan.

"Situasi sangat sulit, sangat sulit, tetapi malah uangnya didiemin di bank, tidak dibelanjakan. Gede banget, Rp278 triliun. Ini saya minta saya minta segera dibelanjakan," kata Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Dia menyampaikan bahwa pemerintah pusat berupaya untuk mencari investasi agar ada perputaran uang yang lebih meningkat. Namun, kata Jokowi, pemerintah daerah justru tak membelanjakan uang yang sudah ditransfer pemerintah pusat.

"Ini saya ingatkan, kita ini mencari uang dari luar agar masuk. Terjadi perputaran uang yang lebih meningkat. Tetapi uang kita sendiri yg ditransfer Menkeu ke daerah-daerah justru enggak dipakai," ujarnya.

Jokowi menuturkan biasanya pada akhir tahun, uang APBD yang mengendap di bank hanya Rp210-Rp220 triliun. Dia mengingatkan bahwa realisasi belanja pemerintah daerah akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yang sudah ada di kantong ga dipakai. Ya percuma. RP278 triliun itu gede banget itu, besar sekali. Ini kalau cepat direalisasikan, cepat dibelanjakan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah, hati-hati," jelas Jokowi.

p>**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Rp278 Triliun Dana APBD Masih Mengendap di Bank

Jokowi Bicara Dana Desa kepada Aparatur Pembina Pemerintah se-Jateng
Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam Sarasehan Pengelolaan Dana Desa se-Jawa Tengah Tahun 2019 di Gedung PRPP Semarang, Kamis (22/11). Jokowi memberikan pengarahan tentang pembangunan desa. (Liputan6.com/Gholib)

Dia pun telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk mengecek persoalan yang membuat Rp278 triliun dana APBD masih mengendap di bank.

Disisi lain, Jokowi juga menuturkan bahwa realisasi belanja nasional sudah 76 persen, sedangkan daerah baru 62 persen.

"Ini sudah Desember lho, besok sudah Desember. Hati-hati. Artinya, kita pontang-panting cari arus modal masuk, cari capital in flow lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan," tutur dia.

"Ini hati-hati, ini keliru besar, keliru besar," sambung Jokowi.

 

Jokowi: Awal Tahun Depan Diperkirakan Sudah Masuk Resesi Global

FOTO: Presiden Jokowi Pimpin Upacara HUT ke-76 TNI di Istana Merdeka
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pidato saat menjadi inspektur upacara HUT ke-76 TNI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/10/2021). (Foto: Istana Kepresidenan)

Di sisi lain,  Presiden Jokowi mengingatkan menteri dan kepala daerah untuk bekerja lebih keras di tengah situasi yang tidak normal saat ini. Terlebih, kata dia, resesi global diperkirakan akan mulai masuk pada awal 2023.

"Tidak bisa kita kerja normal normal dalam keadaan yang tidak normal, enggak bisa. Dan tahun depan, tahun 2023 ini akan jauh lebih sulit lagi untuk semua negara. Dan diperkirakan awal tahun depan sudah masuk kepada resesi global," jelas Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Menurut dia, semua negara saat ini berada pada situasi yang sangat sulit karena dihantui inflasi, ekonomi anjlok, krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial.

Untuk itu, Jokowi menekankan jajarannya unthk berhati-hati dalam mengambil keputusan sebab risikonya sangat besar apabila salah.

"Begitu salah risikonya gede sekali. Karena situasinya betul-betul situasi yamg tidak normal, baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter, hati-hati. Ini selalu terus saya sampaikan karena memang keadaannya tidak pada keadaan yang normal," ujarnya.

Infografis Kenali Gejalanya dan Jurus Redam Covid-19 Omicron XBB
Infografis Kenali Gejalanya dan Jurus Redam Covid-19 Omicron XBB (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya