Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)Â memprediksi potensi adanya cuaca ekstrem di sejumlah daerah selama sepekan ke depan, 6-12 Februari 2023.
Pemerintah Daerah dan masyarakat dimbau untuk siaga dan waspada menghadapi cuaca ekstrem berupa hujan yang disertai angin kencang.
Baca Juga
Cuaca ekstrem dapat menimbulkan banyak kerugian, baik secara materil dan imateril. Selain itu juga dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Advertisement
Â
Korbid Prediksi dan Perintangan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin membagikan sejumlah kiat agar aman menghadapi cuaca ekstrem.Â
Pertama, ketika masyarakat telah mengetahui wilayah sekitar akan berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir atau angin kencang maka segera hindari wilayah yang rawan dan berpotensi bencana.
Seperti tebing yang mudah longsor, lapangan luas supaya terhindar dari sambaran petir, daerah genangan atau jalan yang tergenang, dan wilayah lainnya yang berpotensi membahayakan.
Sedangkan bagi masyarakat yang akan berwisata menggunakan jalur darat, diimbau untuk tetap selalu waspada akan potensi hujan yang menyebabkan jalan licin dan genangan.
Sementara masyarakat yang akan berwisata pada kawasan pantai dan melakukan penyeberangan, BMKG mengimbau untuk berhati-hati terhadap potensi gelombang laut tinggi antara 2.5 - 4.0 meter.
"Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail di seluruh wilayah Indonesia," tandas Miming.
Monsoon Asia
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, Monsoon Asia yang masih aktif serta bibit siklon tropis, pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Fenomena lain yang juga perlu diwaspadai, tambah Dwikorita, adalah Fenomena Bulan Purnama pada tanggal 5 Februari yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum yang berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir pesisir (rob).
"Kondisi ini secara umum dapat menganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Meteorologi Guswanto menerangkan, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah dengan potensi SIAGA potensi dampak hujan lebat periode tanggal 6 - 7 Februari 2023 perlu diwaspadai di sebagian wilayah, yaitu Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku.
Khusus Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), kata Guswanto, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah dengan potensi waspda dan siaga potensi dampak hujan lebat periode tanggal 6 - 7 Februari 2023 perlu diwaspadai di sebagian wilayah. Yaitu berstatus siaga di wilayah Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya,
Semenetara berstatus waspada di wilayah Sumba Tengah, Ende, Nagekeo, Manggarai Timur, Kota Kupang, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Belu, Kupang, Timor Tengah Utara, , Alor, Rote Ndao, Malaka, Flores Timur, dan Sumba Timur.
Advertisement