Liputan6.com, Jakarta - Jenazah Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim), AKBP Buddy Alfrits Towoliu, telah tiba di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Diketahui, AKBP Buddy diduga tewas tertabrak kereta api jarak jauh di perlintasan wilayah Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, pada Sabtu 29 Maret 2023 kemarin, sekira pukul 09.32 WIB.
Baca Juga
Kabid Humas Polda Sulawesi Utara Kombes Iis Kristian mengatakan, untuk penjemputan dan penyambutan jenazah AKBP Buddy langsung dipimpin oleh Kapolresta Manado, sekira pukul 07.00 WITA.
Advertisement
"Tadi penjemputan kan ada upacara penyambutan, penjemputan di bandara tadi Kapolresta Manado yang memimpin dan beberapa PJU Polda," kata Iis saat dihubungi, Minggu (30/4/2023).
"Ada Dir Narkoba, Dir Krimsus dan beberapa pejabat lainnya," sambungnya.
Selanjutnya, jenazah AKBP Buddy langsung dibawa ke Kota Mobago, dan akan dimakamkan pada Senin (1/5/2023). Pemakaman ini disebutnya akan dilakukan secara kedinasan.
"Tadi penjemputan sudah tadi di Bandara ya, kemudian disemayamkan di rumah duka sebentar, lalu menuju ke Kota Mobago. Rencana pemakaman besok. Kedinasan, pemakaman secara kedinasan," sebutnya.
Dalam upacara pemakaman kedinasan ini, akan dipimpin oleh salah satu pejabat utama Polda Sulut.
"Kalau informasi awal salah satu PJU Polda yang ditunjuk. Iya (PJU Polda), nanti dari Polda salah satu pejabat Polda yang ditunjuk," pungkasnya.
Dibawa ke RSPAD Gatot Subroto
Sebelumnya, Jenazah AKBP Buddy Alfrits Towoliu telah dibawa menuju ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Rencananya, ia akan lebih dulu disemayamkan di rumah sakit tersebut sebelum dimakamkan di kampung halamannya di Manado, Sulawesi Utara.
"(Dibawa ke) Gatot Soebroto, karena rencana besok keluarga bawa ke Manado. (Kuburin) Di sana di Manado," kata Cyprus A. Tatatli, paman dari AKBP Buddy Alfrits Towoliu kepada wartawan di RS Polri Keramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu 29 Maret 2023.
"(Disemayakan) Ruang G, Gatot Soebroto, (baru) diterbangkan ke Manado," tambahnya.
Namun, ia belum mengetahui apakah jenazah akan dimakamkan secara kedinasan atau tidak. Karena, keluarga akan lebih dulu melakukan koordinasi dengan Korps Bhayangkara.
"Ini saya mau koordinasi, saya belum tahu (pemakaman secara militer). Mau koordinasi dengan pihak aparat mungkin di sana, mungkin di sana saja," ujarnya.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement