Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila di Monas, Ma'ruf Amin hingga Megawati Hadir

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Jun 2023, 08:41 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2023, 08:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lokasi, Jokowi tiba di Lapangan Monas pukul 08.00 WIB. Jokowi tampak mengenakan baju adat dari salah satu daerah di Indonesia.

Adapun yang bertindak sebagai Komandan Upacara yakni, Kombes Pol Alfian Nurrizal. Saat ini, dia bertugas sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Yogyakarta.

Kemudian, Brigjen TNI Arkamelvi Karmani bertugas sebagai Perwira Upacara. Dia saat ini menjabat Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta.

Bertindak sebagai pembaca naskah Pancasila adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo. Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani bertindak membacakan naskah UUD 1945, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bertugas membaca doa.

Selain Presiden, hadir pula Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Hadir pula Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi dan Ketua Dewan Pengarah BPIP sekaligus Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.

Tema Hari Lahir Pancasila

Sebelumnya, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) akan menggelar upacara akbar guna memperingati Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni. Tema yang diambil dalam Hari Lahir Pancasila adalah Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global.

Tema ini diambil karena sangat relevan dengan keadaan bangsa dan dunia kekinian.

"Nilai dari Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana. Seperti saling menghargai bekerja sama peduli dan saling menghormati. Berkat Pancasila juga kita saling bertoleransi bergotong-royong dan menyadari betul bahwa keberagaman yang ada," jelas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Drs K H Yudian Wahyudi dalam konferensi pers, Rabu 31 Mei 2023.

Dia pun berharap, dengan peringatan tahunan Harlah Pancasila, BPIP sebagai badan yang bertanggung jawab langsung kepada presiden dapat terus melakukan aktualisasi ideologi terhadap seluruh rakyat Indonesia tentang pentingnya Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

"BPIP berupaya aktualisasi Pancasila di tengah masyarakat tertentu membutuhkan proses sosialisasi yang terencana sistematis. Dan inilah yang menjadi perhatian utama kami," kata Yudian.

 

 

Peringatan Hari Lahir Pancasila, Simak Penjelasan Makna Lambangnya

Ilustrasi Pancasila, lambang negara Indonesia
Ilustrasi Pancasila, lambang negara Indonesia. (Photo by Mufid Majnun on Unsplash)

Masyarakat Indonesia hari ini, Kamis, 1 Juni 2023, memperingati Hari Lahir Pancasila. Perayaan ini sangat dinantikan oleh masyarakat dan selalu dirayakan dengan sangat spesial.

Peringatan Hari Lahir Pancasila juga menjadi tanggal merah dalam kalender guna menghormati dan merayakan peringatan tersebut.

Pancasila adalah sebuah landasan dan juga ideologi bagi bangsa Indonesia sehingga tidak hanya sebagai simbol dan identitas semata.

Lambang Pancasila digambarkan dengan burung garuda yang mempunyai lima simbol dalam perisainya perisai. Lima simbol dalam perisai tersebut mempunyai makna mendalam mulai dari sila ke-1 hingga sila ke-5.

Arti Burung Garuda di Lambang Pancasila

Melansir dari ditpsd.kemdikbud.go.id, burung garuda menjadi sebuah lambang Pancasila yang mempunyai maknanya tersendiri. Di mana Garuda melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis yang terlihat dari sayapnya yang mengembang dan siap terbang ke angkasa.

Adapun sayap dari burung garuda yang mengembang tersebut siap untuk terbang ke angkasa sehingga melambangkan dinamika dan semangat dalam menjunjung tinggi nama baik bangsa dan juga negara Indonesia.

Lambang burung garuda juga terlihat mencengkram sebuah pita putih yang mempunyai tulisan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Sebuah seloka yang diambil dari buku-buku Sutasoma karangan Empu Tantular.

Arti dari ‘Bhinneka Tunggal Ika’ pun mempunyai arti ‘berbeda-beda tetapi satu jua’ sebuah slogan yang menggambarkan kekuatan bangsa Indonesia. Seperti kita ketahui Indonesia mempunyai perbedaan suku, agama, budaya, dan lain sebagainya namun tetap bisa bersatu.

Tak hanya itu warna emas dari Burung Garuda pun mempunyai lambang keagungan untuk menggambarkan Indonesia. Karena Bangsa Indonesia senantiasa menjunjung tinggi martabat bangsa yang mempunyai sifat agung dan luhur.

Jika melihat dari jumlah bulunya setiap helai mempunyai makna-makna tersendiri di antaranya 17 helai bulu sayap kanan dan kiri menjadi pengingat tanggal kemerdekaan Indonesia. Kemudian 45 helai bulu leher mempunyai makna tahun kemerdekan Indonesia dan 19 helai bulu pangkal ekor juga menandakan tahun kemerdekan sehingga jika disatukan menjadi 1945.

Adapun 8 helai bulu yang ada di ekor menandakan bulan dari Kemerdekaan Indonesia yaitu bulan kedelapan atau Agustus. Maka dari itu maknanya untuk menjadi pengingat sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Arti Perisai di Lambang Pancasila

Seperti kita ketahui dalam Lambang Pancasila terdapat sebuah perisai dengan beberapa lambang lainnya. Secara garis besar perisai tersebut merupakan lambang dari perjuangan dan perlindungan.

Karena perisai sering dibawa dalam sebuah medan perang oleh para prajurit dalam melindungi dirinya dari serangan musuh. Adapun garis melintang yang membagi perisai menjadi ruang atas dan bawah melambangkan garis khatulistiwa yang membelah kepulauan Indonesia.

Perisi ini pun menjadi lambang perjuangan dan juga perlindungan bangsa Indonesia serta terbagi atas lima bagian. Setiap lima bagian tersebut melambangkan dari sila-sila yang ada dalam Pancasila, lebih jelasnya berikut ini:

1. Arti Lambang Sila ke-1

Sila pertama dalam pancasila berbunyi ‘Ketuhanan yang maha esa’ dan dalam perisai tersebut dilambangkan dengan bintang. Bintang menggambarkan sebuah cahaya seperti cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.

2. Arti Lambang Sila ke-2

Sila kedua dalam pancasila berbunyi ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’ dan sila kedua tersebut dilamabgkan dengan rantai. Simbol mata rantai tersebut berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran dan mempunyai makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, bahu-membahu, dan juga saling membutuhkan.

3. Arti Lambang Sila ke-3

Sila ketiga dalam pancasila berbunyi ‘Persatuan Indonesia’ simbol dari sila ketiga adalah sebuah pohon beringin yang merupakan pohon besar dan biasa digunakan oleh banyak orang untuk berteduh di bawahnya.

Sehingga mempunyai makna sebagai Negara Indonesia dimana seluruh rakyat Indonesia dapat berteduh di bawah naungan negara Indonesia. Adapun pohon beringin juga mempunyai sulur dan akar yang menjalar ke segala arah sehingga dihubungkan seperti keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

4. Arti Lambang Sila ke-4

Sila keempat dalam pancasila berbunyi ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan’. Sila keempat sendiri disimbolkan dengan kepala banteng yang mempunyai makna sebagai hewan sosial yang suka berkumpul.

Artinya sendiri berkumpul untuk bermusyawarah terutama untuk orang-orang berdiskusi dan melahirkan sebuah keputusan secara bersama-sama.

5. Arti Lambang Sila ke-5

Sila kelima dalam pancasila berbunyi ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ lambang dari sila ke-5 adalah padi dan kapas. Lambang tersebut mempunyai simbol pangan dan sandang yang mempunyai makna bahwa syarat utama negara yang adil merupakan tercapainya kemakmuran untuk rakyatnya secara merata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya