Bela Jokowi, Wa Ode Hanura: Bukan Dinasti, Tapi Profesionalisme Berpolitik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diterpa isu soal dinasti politik dengan merestui putra bungsunya, Kaesang Pangarep atas rencana maju pemilihan Walikota Depok.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Jul 2023, 21:55 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2023, 16:37 WIB
Wa Ode Nurhayati
Ketua DPD Partai Hanura Sulawesi Tenggara, Wa Ode Nurhayati (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diterpa isu soal dinasti politik dengan merestui putra bungsunya, Kaesang Pangarep atas rencana maju pemilihan Walikota Depok. Selain itu, ada juga putra sulungnya, Gibran Rakabuming yang telah lebih dulu masuk politik dengan menjadi Walikota Solo, termasuk menantunya Bobby Nasution yang menjabat Walikota Medan

Ketua DPD Partai Hanura Sulawesi Tenggara, Wa Ode Nurhayati menilai, dugaan Jokowi melanggengkan dinasti politik harus dilihat lebih mendalam dan berimbang. Sebab, fokus yang harus dilihat adalah pada kualitas dari trah dinasti politik tersebut yang harus teruji dan terpercaya sehingga kualitas dan keberhasilan kepemimpinan berdampak positif terhadap perkembangan dan kebesaran partai.

“Jokowi dan keluarganya dipandang telah menunjukkan pekerjaan yang profesional. Sehingga jika keluarga sang kepala negara ingin melangkah pada tingkatan yang lebih tinggi, maka hal tersebut merupakan keunggulan karena telah dibekali pengalaman,” nilai Wa Ode dalam keterangan persnya, Rabu (5/7/2023).

Wa Ode menilai, Kaesang dan Bobby sudah menjabat dan melakukan pekerjaannya secara profesional. Jika mereka melangkah dan mencoba pada tingkatan jabatan dan tanggung jawab lebih besar bukankah itu akan menjadi keunggulan.

“Pengalaman mereka sudah ada dan setiap warga negara mempunyai hak asasi dan hak untuk dipilih. Hak tersebut tidak bisa diatur dalam sebuah undang-undang. Ia menyebut bisa saja suplai kader yang mumpuni salah satunya bersumber dari proses politik dinasti keluarga, di mana kader yang dipandang kapabel, kredibel dan pantas merupakan keluarga dari pemimpin dalam satu naungan partai,” urai Wa Ode.

Perlakuan Sama

Akan tetapi, pendiri Kolaborasi Indonesia ini mengatakan, secara prinsip partai politik harus punya perlakuan sama terhadap siapapun yang direkrut dan dikader dalam partai tersebut.

Dia mengatakan, perlakuan yang sama itu para kader parpol yang muncul atas hasil kaderisasi struktural internal atau hasil dari mekanisme peraturan internal parpol.

“Jadi diharapkan menciptakan kompetisi sehat. Persaingan sehat tersebut yang menurutnya akan memaksa mereka yang maju kontestasi politik lebih kreatif dan produktif dalam menyiapkan strategi,” yakin dia.

"Dengan kreativitas inilah kemudian diharapkan munculnya berbagai gagasan dan solusi konkret yang amat dibutuhkan masyarakat di tengah himpitan dan problem-problem ekonomi-sosial-politik yang terjadi saat ini," Wa Ode menancasi.

Infografis Ragam Kategori Usia dan 5 Provisi Pemilih Tertinggi di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Kategori Usia dan 5 Provisi Pemilih Tertinggi di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya